Jawa Timur memiliki banyak potensi untuk mengembangkan ekonomi syariah. Salah satu cara Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggali potensi tersebut adalah dengan membangun Indonesia Islamic Science Park di Pulau Madura.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
Jawa Timur seperti harta karun yang terpendam dalam hal pengembangan ekonomi syariah. Mayoritas penduduknya Islam. Jawa Timur juga basis Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam terbesar di Indonesia. Ditambah lagi, literasi masyarakatnya akan keuangan syariah tidak buruk. Namun, seluruh potensi itu belum tergali optimal.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Februari 2019 menyebutkan, pangsa pasar keuangan syariah di Jawa Timur baru mencapai 5,8 persen atau jauh di bawah pangsa pasar keuangan syariah nasional sebesar 8,5 persen. Sementara inklusi keuangan syariah di Jatim hanya 12,2 persen.
Padahal, penduduk Jatim lebih mengenal produk dan jasa keuangan syariah dibandingkan daerah lain di Indonesia. Berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2016, misalnya, provinsi dengan ibu kota Surabaya tersebut memiliki literasi keuangan syariah hingga 29,3 persen.
Situasinya berbanding terbalik dengan Aceh yang literasinya hanya 21 persen, tetapi inklusinya nyaris dua kali lipat lebih tinggi, yakni 41,4 persen.
”Saya kira Jatim merupakan salah satu potensi terbesar penerapan keuangan syariah di Indonesia. Pertama, pemerintah daerah sangat mendukung. Kedua, kita tahu ini basisnya (Muslim),” kata Ventje Rahardjo Soedigno, Direktur Utama Komite Nasional Keuangan Syariah, dalam ajang 4th Annual Islam Finance Conference (AIFC) 2019 di Surabaya, Jatim, Kamis (25/7/2019) .
Menurut Ventje, salah satu permasalahan belum besarnya pangsa pasar keuangan syariah disebabkan belum berjalannya ekosistem di suatu daerah. Hal itu turut ditambah dengan pemahaman yang rendah terkait produk dan jasanya.
Melihat potensi yang jauh dari harapan, Gubernur-Wakil Gubernur Jatim 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak menyiapkan langkah strategis.
Salah satunya, mereka akan memulai proyek purnarupa terwujudnya ekosistem keuangan syariah dari Pulau Madura, pulau yang dikenal dengan budaya dan sejarah Islam yang kuat.
”Ibu (Khofifah) melihat untuk mengembangkan Madura. Kemarin Ibu sudah diskusi dengan kiai-kiai di sana. Kami sepakat harus mendorong keuangan syariah di sana. Karena itu bisa memodernisasi ekonomi Madura dan Jawa Timur,” kata Emil saat membuka AIFC 2019, Rabu lalu.
Menurut rencana, Pemerintah Provinsi Jatim akan membangun Indonesia Islamic Science Park (IISP) di Madura.
Tempat yang membutuhkan lahan sekitar 100 hektar itu akan dijadikan ekosistem keuangan syariah dengan menjadi pusat destinasi utama wisata syariah. Proporsinya, 50 persen untuk kawasan wisata, 30 persen untuk seni dan budaya, serta 20 persen untuk pusat edukasi.
Emil mengatakan, IISP akan menjadi percontohan untuk daerah-daerah lain di Jatim.
”Dari situ kami aglomerasi. Lalu nanti akan seperti bola salju. Ini sangat tepat untuk menaruh center of excellence dengan menjadikan Pulau Madura percontohan pertama keuangan syariah,” kata mantan Wakil Bupati Trenggalek tersebut.
Nantinya masyarakat sekitar IISP yang terletak di kaki Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) akan menjadi pelaku keuangan syariah. Mereka akan dilibatkan untuk menjual jasa wisata halal. Selain itu, elemen seperti perbankan syariah dan produk-produk keuangan syariah akan dilibatkan.
Menurut Emil, sektor jasa dan pariwisata diandalkan untuk memacu keuangan syariah karena salah satu wilayah di Jatim masuk dalam destinasi prioritas Kementerian Pariwisata. Jasa dan pariwisata juga disebut cocok bagi Jatim yang sangat padat, memiliki populasi nyaris 40 juta jiwa ini.
Proyek IISP nantinya dikerjakan oleh Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS). Mereka akan merancang pengembangan kawasan jasa dan pariwisata serta merancang infrastruktur kawasan terkait akses dan transportasi.
”Tentunya bukan simsalabim. BPWS masih dalam proses pengembangan kawasan. Salah satu yang dibahas serius adalah infrastruktur pendukung. Saat ini sedang percepatan pembangunan Pelabuhan Tanjung Bulupandan dan tol menuju pelabuhan,” katanya.
Emil menargetkan Jatim bisa menjadi pusat keuangan syariah nasional. Oleh karena itu, Jatim ditargetkan bisa memberikan kontribusi 15 persen untuk pangsa pasar nasional. Adapun per Januari 2019, total aset keuangan syariah nasional mencapai Rp 1.291 triliun.
”Kalau dari data, kan, Jatim menyumbang 15 persen dari kontribusi keuangan nasional. Harusnya bisa berlaku juga di keuangan syariah,” ucapnya.