Pencalonan Indonesia Butuh Dukungan Penuh Masyarakat
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Rencana Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 tidaknya hanya bergantung pada infrastruktur megah nan modern belaka. Pencalonan tersebut juga butuh dukungan penuh masyarakat. Sebah, penetapan tuan rumah Olimpiade ke depan menerapkan sistem refrendum atau dukungan masyarakat sebagai salah satu komponen penilaian.
”Jadi, sekarang, IOC mengharuskan setiap calon tuan rumah Olimpiade menunjukkan bukti dukungan dari warga di suatu kota tempat penyelenggaraan ajang itu. Bukti dukungan itu harus dari hasil pemungutan suara khusus mengenai setuju-tidak setuju warga atas rencana tersebut,” ujar Ketua KOI sekaligus anggota Komite Olimpaide Internasional (IOC) Erick Thohir di sela acara Olympic Day Run di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (28/7/2019).
Erick mengatakan, untuk mendapatkan dukungan penuh masyarakat, segenap pihak mulai dari masyarakat, pengurus induk olahraga, KOI, hingga pemerintah daerah/pusat harus aktif melakukan sosialisasi mengenai rencana Indonesia menggelar Olimpiade. Sosialisasi itu tidak dilakukan hanya sehari-dua hari, sepekan-dua pekan, atau sebulan-dua bulan saja melainkan harus dilakukan sedini mungkin serta berkelanjutan hingga hari penetapan tiba.
Kegiatannya bisa seperti Olympic Day Run atau kegiatan olahraga lain yang melibatkan masyarakat luas. ”Kita perlu berkaca dari persaingan antara Milan (Italia) dan Stockholm (Swedia) untuk menggelar Olimpiade Musim Dingin 2026. Saat itu, Milan lebih siap dalam mengajak masyarakat mendukung rencana itu sehingga mereka dapat dukungan masyarakat hingga 85 persen, sedangkan Stockholm hanya 55 persen. Akhirnya, Milan terpilih sebagai tuan rumah ajang itu,” katanya.
Dukungan masyarakat menjadi syarat utama karena IOC tidak ingin Olimpiade hanya menjadi kendaraan politis kepala daerah atau negara untuk meningkatkan popularitas. ”Jadi, IOC ingin menggelar Olimpiade ini memang berasal dari keinginan masyarakat. Sebab, Olimpiade sejatinya adalah pesta olahraga untuk masyarakat,” tutur Erick.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menuturkan, sejauh ini, Indonesia masih menjadi salah satu kandidat terkuat untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Pertimbangnnya, Indonesia dinilai sukses menggelar Asian Games 2018 Jakarta-Palembang yang merupakan pesta olahraga terbesar kedua di dunia setelah Olimpiade.
Pemerintah berupaya memperkuat dulu prestasi olahraga nasional agar mampu bersaing di tingkat dunia. Kemudian, pemerintah memikirkan untuk meningkatkan mutu infrastruktur olahraga yang ada. ”Untuk kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat, itu belum dipikirkan. Sebab, waktu penyelenggaraannya (Olimpiade 2032) kan masih lama,” ujarnya.
Adapun Olympic Day Run adalah salah satu dari sejumlah rangkaian kegiatan menyambut Olimpiade Tokyo 2020. Acara itu mendapatkan dukungan Lazada Indonesia selaku jaringan Alibaba Group yang merupakan mitra IOC dalam menggelar Olimpiade 2020.
Gelaran itu hanya melombakan lari 5K. Ada 2.020 pelari yang ambil bagian. Lari yang dilakukan di sekitar Gate 5 Kompleks GBK itu juga diikuti oleh sejumlah atlet nasional, seperti lifter Eko Yuli Irawan, pemanah Dellie Threesyadinda, atlet bola voli Berlian Maesheilla, pebasket Daniel Wenas, dan atlet softball Cressida Mariska.
Selain di Indonesia, kegiatan menyambut Olimpiade Tokyo itu juga digelar di negara-negara lain. ”Olimpiade 2020 sudah tak lama lagi. Dengan kegiatan ini, kami ingin mengajak masyarakat, terutama di Indonesia untuk sama-sama menyambut Olimpiade tersebut,” kata CEO Lazada Indonesia Chun Li.