MAKASSAR, KOMPAS - Kubu PSM Makassar dan Persija Jakarta berharap wasit yang memimpin laga kedua Final Piala Indonesia berlaku adil dan tak berada di bawah tekanan. Kedua tim siap bertanding dan mengerahkan segala kekuatan, namun pertandingan yang jujur dinilai menjadi kunci menjadi juara.
Pelatih PSM Makassar Darije Kalezic kepada pers di Stadion A Mattalatta, Makassar, Sabtu (27/7/2019) mengatakan, kedudukan dan independensi wasit akan menentukan jalannya pertandingan. Baginya hanya kejujuran yang akan memenangi pertandingan.
”Saya dan semua pemain sangat siap untuk menghadapi final. Dengan kondisi tim yang baik dan dukungan penuh suporter, kami percaya diri menghadapi laga yang menentukan ini. tetapi, kami berharap wasit bisa memimpin pertandingan dan menjalankan tugasnya dengan baik. Kemenangan penting, tetapi pertandingan yang jujur jauh lebih penting,” kata Kalezic.
Hal serupa dikatakan pelatih Persija Julio Banuelos. Berkali-kali dalam jumpa pers,pelatih asal Spanyol ini meminta wasit memimpin pertandingan dengan adil.
”Belakangan ini kami cukup sering dirugikan wasit. Akan tetapi kami tak mempermasalahkan hal itu dan berharap dalam laga final ini, wasit memimpin pertandingan dengan baik dan adil. Kalau untuk bertanding, kami siap,” katanya.
Sayap serang Persija Riko Simanjuntak mengatakan, laga final akan ditonton seluruh pecinta sepak bola di tanah air. Hal ini seharusnya cukup menjadi alasan bagi wasit untuk memimpin pertandingan dengan jujur dan independen.
Optimistis
Terkait hasil pertandingan, pemain PSM Rizky Pellu optimististis Tim Juku Eja bisa menang. ”Pada laga pertama di Jakarta kami kalah 0-1, namun pada laga kedua kami bermain di rumah sendiri. Dengan dukungan suporter, kami berharap bisa bermain lebih baik lagi,” katanya.
Kalezic menambahkan, PSM sudah melakukan introspeksi dari laga sebelumnya. Dengan bekal ini tim sudah mengatur strategi untuk memperbaiki apa yang kurang dan tidak melajukan lagi kesalahan sama.
Adapun Riko Simanjuntak mengatakan, menghadapi final tak ada istilah bertahan. ”Permainan Persija adalah menyerang, bukan bertahan. Bertahan sama saja kalah. Kami bertekad menang di kandang PSM,” katanya. Banuelos menambahkan, semua pemainnya siap dimainkan, termasuk bek senior Maman Abdurrahman yang cedera kram kaki pada laga pertama.
Final ini disambut antusias di Makassar, terutama para suporter PSM. Spanduk bertuliskan PSM juara tersebar di berbagai sudut kota sepekan terakhir. Sesi latihan PSM di stadion juga dipadati supporter walau mereka tak diizinkan masuk. Tiket laga final diburu meski harganya melambung hingga 500 persen.
Sayangnya, antusiasme suporter dicederai insiden pelemparan batu ke kendaraan yang digunakan pemain Persija usai berlatih, Sabtu. Saat pemain masuk kendaraan, suporter yang memadati pintu keluar sempat mencegat kendaraan dan yang menyebabkan mobil tak bisa bergerak. Petugas keamanan yang menghalau kerumunan tak bisa berbuat banyak.
Saat kendaraan bergerak sejumlah oknum supporter melempar botol dan batu kecil ke arah kendaraan. Di tengah upaya aparat keamanan mengamankan situasi, tiba-tiba sebuah batu agak besar dilemparkan ke arah bus dan membuat kaca pecah. Hingga malam hari belum ada keterangan resmi pihak PSM atas insiden ini.