Empat pekerja docking kapal tewas saat memperbaiki sebuah tongkang di dok perkapalan Kodja Bahari, Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Senin (29/7/2019) dini hari. Para pekerja tersebut diduga keracunan gas.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Empat pekerja docking kapal PT Kodja Bahari tewas saat memperbaiki tongkang Zulkifli 2 di dok perkapalan Kodja Bahari, Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Senin (29/7/2019) dini hari. Para pekerja tersebut diduga keracunan gas.
Para korban adalah Mardjono (61), warga Kota Bekasi, Jawa Barat, serta Lamani (32), Muhammad Nur Huda (22), dan Jadi (33), yang berasal dari Desa Pentur, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, Jateng. Keempatnya ditemukan tewas dan dievakuasi tim SAR gabungan pada pukul 02.55.
Kepala Basarnas Jateng Aris Sofingi mengatakan, para korban diketahui sedang memperbaiki ruang dalam (palka) kapal pada Minggu (28/7/2019) siang. Namun, kemudian tidak ada kabar hingga sore hari.
Pada pukul 21.30, Wiratno, mandor pekerja, curiga karena keempatnya tidak juga keluar dari palka tongkang. Ia pun menyuruh rekannya, Puji, untuk mengecek. Namun, yang ditemukan di atas tongkang hanya barang-barang yang diduga milik para pekerja tersebut.
Setelah menghubungi jajaran pimpinan PT Kodja Bahari, dilakukan pengecekan kembali bersama-sama ke atas tongkang Zulkifli 2. Saat pintu palka dibuka, keempat pekerja docking yang dicari ditemukan telah tergeletak.
”Keempat korban yang berada di dalam ruang palka itu diduga menghirup gas beracun sehingga menyebabkan mereka meninggal,” ujar Aris.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Jateng Agung Hari Prabowo menambahkan, pihaknya mengirimkan satu tim untuk melakukan evakuasi dengan dilengkapi alat bantu napas self-contained breathing apparatus (SCBA).
Adapun kondisi tongkang masih mengeluarkan aroma gas beracun. Kapal itu memiliki lubang akses palka dengan diameter sekitar 45 sentimeter (cm), kedalaman lima meter (m), panjang 100 m, serta lebar 50 m.
Di ruang palka yang sempit masih tercium bau gas beracun yang sangat menyengat.
”Di ruang palka yang sempit masih tercium bau gas beracun yang sangat menyengat. Kondisi itu membahayakan para rescuer yang turun melakukan evakuasi sehingga mereka kami bekali SCBA,” kata Agung.
Ia menambahkan, setelah upaya kurang lebih dua jam, Basarnas dan tim SAR gabungan, antara lain Polisi Perairan, Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai, dan RSUD Kariadi, berhasil mengevakuasi para korban. Selanjutnya, jenazah korban dibawa ke RSUD Kariadi, Semarang.