Red Bull Racing pernah dijuluki ”tim pesta” pada 2006 saat pertama merintis tim di ajang Formula 1. Namun, sejak 2010, Red Bull adalah tim potensial yang terus mengusik kemapanan.
HOCKENHEIM, MINGGU - Pebalap Red Bull Racing, Max Verstappen, mematahkan dominasi Mercedes untuk kedua kalinya setelah memenangi balap formula satu di Jerman, Minggu (28/7/2019). Kemenangan ini membuktikan bahwa Red Bull merupakan tim yang tidak hanya perlu diwaspadai Mercedes, melainkan juga Ferrari.
Verstappen sudah memiliki firasat akan memperoleh keberuntungan ketika berhasil merebut posisi start kedua, Minggu kemarin. Ia dihimpit dua pebalap Mercedes, yaitu Lewis Hamilton di posisi pertama dan Valtteri Bottas di posisi ketiga.
“Berada di baris terdepan adalah pertanda bagus dan kami punya strategi berbeda,” kata Verstappen sebelum lomba seperti dilansir laman Formula1. Ia hanya tinggal fokus untuk mengatasi perlawanan kedua pebalap Mercedes tersebut karena kedua pebalap Ferrari, yaitu Charles Leclerc dan Sebastian Vettel, mengalami masalah saat kualifikasi. Leclerc start di posisi 10 dan Vettel di baris terakhir.
Namun, start bukanlah momen yang bagus bagi Verstappen. Begitu balapan dimulai, mobil Verstappen terlalu lamban sementara Hamilton dan Bottas langsung melesat di baris terdepan. Hujan yang mengguyur sirkuit semakin menyulitkan para pebalap untuk menyalip mobil di depannya karena trek juga menjadi licin.
Hujan rupanya bukan halangan bagi Verstappen. Sebaliknya, sebelum balapan dimulai, ia sudah berharap hujan turun dan membasahi beberapa titik sirkuit. “Saya rasa ini akan membuat balapan menjadi lebih menarik dan banyak hal bisa terjadi. Saya suka memacu mobil di atas trek basah,” ujarnya.
Prediksi Verstappen pun terjadi karena kondisi trek yang basah membuat banyak mobil tergelincir. Korban pertama adalah Sergio Perez dari Racing Point Mercedes yang tergelincir dan menabrak tembok pada putaran ketiga. Safety car pun lebih sering muncul pada balapan kemarin.
Bahkan Leclerc juga menjadi korban pada putaran ke-30 setelah tidak bisa mengendalikan mobilnya dan terjebak di pasir. Insiden ini menambah tekanan Vettel karena ia harus membawa Ferrari kembali di baris terdepan.
Ketika Leclerc bernasib naas, Verstappen sudah memimpin dan sempat meninggalkan Bottas dengan selisih waktu delapan detik. “Untuk berhasil berada di depan adalah dengan menghindari kesalahan. Rasanya sangat menyenangkan untuk memenangi seri ini,” kata Verstappen seperti dikutip Motorsport.
Ini merupakan kemenangan kedua bagi pebalap asal Belgia itu setelah seri Austria. Dalam 11 seri yang sudah berjalan pada tahun ini, hanya Verstappen yang sudah bisa mematahkan dominasi Mercedes di podium teratas.
Red Bull memang memiliki tradisi mengusik dominasi tim-tim mapan. Itu mereka lakukan sejak juara pertama kali pada 2010. “Kami mungkin tidak siap untuk menjadi juara dunia pada tahun 2009, tetapi setelah tahun 2010 kami jauh lebih siap. Ini hanyalah masalah berevolusi, mampu menganalisa diri, dan melakukan semua hal dengan tepat,” kata Kepala Tim Red Bull Christian Horner seperti dikutip majalah Autosport edisi Juli 2019.
Kegembiraan Red Bull semakin lengkap ketika pebalap Scuderia Toro Rosso, Daniil Kvyat, finis di peringkat ketiga. Adapun Scuderia Toro Rosso merupakan tim bentukan Red Bull. “Sangat menyenangkan bisa kembali ke podium,” ujar Kvyat.
Petaka Mercedes
Sementara Mercedes yang tampil di rumahnya sendiri justru mengalami petaka. Hamilton dan Bottas sempat bersaing dengan Verstappen di baris terdepan. Namun, Kedua pebalap itu melakukan kesalahan fatal yang membuat mereka keluar dari podium untuk pertama kalinya.
Hamilton sempat mendapat penalti pengurangan waktu sebanyak lima detik karena melakukan kesalahan di pit. Selain itu, mobil Hamilton juga sempat tergelincir pada tikungan pertama. Ia beruntung tidak menabrak pagar pembatas dan akhirnya finis di urutan ke-11. Tidak seperti Bottas yang tergelincir dan akhirnya menabrak tembok pada putaran ke-57.
Ketika Mercedes mengalami petaka, Vettel menjadi bersemangat untuk menyelinap ke barisan terdepan dan ia akhirnya berhasil finis di posisi kedua. Ia pun berhasil naik ke podium dan bergembira di tanah tempat kelahirannya. “Saya hanya berpikir untuk mendahului lawan satu per satu,” ujarnya.
Meski demikian, Vettel dan Ferrari belum mampu menyamai prestasi Red Bull musim ini, yaitu berdiri di podium teratas. Masih ada 10 seri lagi bagi Ferrari untuk mencobanya. (REUTERS)