Valiollah Mohammadi Nasrabadi tiba di Indonesia di tengah proses perundingan kesepakatan nuklir Iran dengan lima negara pada 2015. Perundingan yang menawarkan banyak harapan. Walau sampai ia meninggalkan Indonesia pada Juli 2019, harapan-harapan itu belum kunjung terwujud.
Nasrabadi menggantikan Mahmoud Farazandeh sebagai Duta Besar Iran untuk Indonesia dan ASEAN sejak Maret 2015. Kala ia tiba di Indonesia, para perunding Iran sedang membahas kesepakatan nuklir (JCPOA) dengan Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, dan China. Juli 2015, JCPOA disepakati sehingga peluang kerja sama ekonomi Iran dengan banyak negara terbuka lebih luas. Selama puluhan tahun sejak 1979, kerja sama ekonomi dengan Iran amat sulit karena beragam sanksi internasional.
Pada 2016, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyebut, perdagangan dengan Iran tidak bisa dilakukan karena tak ada bank yang mau memfasilitasinya. Perbankan internasional tidak mau dijatuhi sanksi—denda bernilai puluhan juta dollar AS hingga larangan operasi—karena berurusan dengan Iran.
Dengan penandatanganan JCPOA, sanksi-sanksi internasional dicabut. Sebagai imbalannya, Teheran membatasi program nuklirnya dan setuju program itu diawasi perwakilan internasional.
Peningkatan hubungan
Selama proses perundingan dan pemeriksaan itu, Nasrabadi bekerja untuk meningkatkan hubungan Indonesia- Iran. Hasilnya antara lain aneka nota kesepahaman kerja sama ekonomi, terutama di sektor energi, di antara Iran dan Indonesia. Pertamina menjajaki kerja sama pengelolaan minyak dan gas bumi dengan Iran. Sementara PLN membahas pengembangan sektor kelistrikan.
Hasilnya antara lain nilai kerja sama ekonomi Indonesia-Iran pada 2018 mencapai 1 miliar dollar AS. Nilai kerja sama Jakarta-Teheran memang belum sebaik 8 tahun lalu atau sebelum rangkaian sanksi ketat diperlukan. Kala itu, nilai perdagangan Indonesia-Iran hampir mencapai 2 miliar dollar AS.
Sayang sekali, tahun lalu, AS kembali menjatuhkan sanksi kepada Iran. AS menilai JCPOA tidak sepenuhnya bisa menekan program nuklir Teheran. ”Sanksi AS tak hanya menyakiti Iran.
Banyak negara tersakiti, termasuk Indonesia. Kerja sama energi dengan Indonesia belum bisa diwujudkan karena sanksi itu,” kata Nasrabadi. Dalam situasi seperti itu, semua kerja sama yang diupayakan Nasrabadi sulit diwujudkan. (RAZ)