Wamena, KOMPAS Kementerian Sosial menyatakan informasi kematian 139 pengungsi asal Nduga karena kelaparan belum dapat dibuktikan. Kesimpulan ini diambil berdasarkan hasil verifikasi Dinas Kesehatan Kabupaten Nduga dan laporan warga setempat.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat seusai rapat kerja terkait masalah pengungsi Nduga di kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin (29/7/2019).
Rapat membahas solusi penanganan pengungsi dari Nduga ke sejumlah daerah sejak Desember 2018. Pantauan Kompas, rapat kerja diadakan di Markas Kodim 1702/Jayawijaya di Wamena pukul 11.00 WIT.
Turut hadir Kepala Dinas Sosial, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil Provinsi Papua Ribka Haluk, Sekda Kabupaten Nduga Namia Gwijangge, Kepala Polres Jayawijaya Ajun Komisaris Besar Tony Ananda, dan Dandim 1702/Jayawijaya Letkol (Inf) Candra Dianto.
Harry mengatakan, data dinas kesehatan menyebut jumlah warga Nduga yang meninggal dari Desember 2018 hingga kini 53 orang. Dari jumlah itu, 23 orang anak-anak. Rata-rata penyebabnya karena sakit dan bukan kejadian luar biasa.
Kemensos menyatakan terbuka menerima informasi terbaru terkait kondisi pengungsi asal Nduga yang tersebar di Wamena, Timika, Kenyam, hingga Lanny Jaya. ”Rapat kerja ini bertujuan mengklarifikasi informasi terkait pengungsi Nduga di media massa nasional maupun internasional,” katanya.
Namia Gwijangge mengatakan, data valid jumlah pengungsi meninggal sebanyak 53 orang. ”Data 53 orang itu dilengkapi nama dan lokasi meninggal. Informasi warga yang meninggal hingga 139 orang belum terverifikasi,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua Theo Hesegem mengemukakan, jumlah pengungsi yang meninggal melebihi 139 orang. Ia siap membuktikan. ”Saya sudah memiliki data lengkap dari hasil investigasi di Nduga,” katanya.
Kemarin, Harry yang mewakili Kemensos secara langsung menyerahkan bantuan logistik senilai Rp 3,6 miliar kepada Sekda Nduga Namia Gwijangge di Markas Kodim Jayawijaya. Bantuan terdiri atas tiga tahap.
Bantuan tahap pertama berisi makanan dan beras 50 ton, sedangkan tahap kedua paket perlengkapan. Bantuan tahap ketiga meliputi beras reguler, makanan tambahan, dan paket logistik seperti lauk-pauk, makanan siap saji, mi instan, sandang, dan makanan anak.
Kamis sore, pemberian bantuan bagi sekitar 200 pengungsi di daerah Weneroma, Wamena, terkendala. Masyarakat hanya berharap bantuan disalurkan melalui Pemkab Nduga, bukan dari aparat keamanan.
”Pengungsi belum dapat menerima bantuan. Mereka meminta jaminan keamanan di Nduga. Banyak pengungsi masih berada di hutan,” kata Theo. (FLO)