IKM Hasilkan Komponen
Pertumbuhan sektor otomotif mesti bisa menggeliatkan industri kecil menengah. Rantai pasok diperkuat agar industri kecil menengah yang menghasilkan komponen dapat menyuplai kebutuhan di industri otomotif.
JAKARTA, KOMPAS — Pertumbuhan sektor otomotif mesti bisa menggeliatkan industri kecil menengah. Rantai pasok diperkuat agar industri kecil menengah yang menghasilkan komponen dapat menyuplai kebutuhan di industri otomotif.
Sentra industri kecil menengah (IKM) komponen otomotif ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Hal itu berdasarkan data Direktorat Jenderal IKM dan Aneka Kementerian Perindustrian yang dikutip Senin (29/7/2019).
Adapun salah satu industri yang bisa memasok sektor otomotif adalah plastik. ”Potensi serapan plastik lokal untuk sektor otomotif di Indonesia mencapai 200.000 ton, tetapi yang terserap baru sekitar 60.000 ton,” kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono.
Menurut Fajar, pemerintah mesti segera menghubungkan industri hulu anggota Inaplas yang memproduksi plastik, industri compounding, dan industri otomotif.
Industri compounding mencampurkan material dari industri plastik dengan zat warna, zat antiultraviolet, pengeras, dan lainnya. Produk yang dihasilkan dikirim ke industri otomotif.
”Tiga industri tersebut harus disinergikan, terutama di riset pengembangan. Sebab, untuk membuat satu model kendaraan, harus didahului riset tiga tahun sebelumnya,” kata Fajar.
Dari sisi bahan baku, menurut Fajar, industri plastik sudah siap memasok material. Namun, belum banyak industri lokal, terutama IKM, yang bergerak di bidang compounding.
Fajar berpendapat percepatan pengembangan IKM compounding dapat meningkatkan serapan plastik yang dihasilkan produsen dalam negeri untuk memasok kebutuhan komponen di industri otomotif.
Beragam
Secara terpisah, Direktur Jenderal IKM dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih menuturkan, saat ini ada ratusan IKM komponen otomotif di Indonesia.
Produk IKM komponen otomotif beragam, antara lain standar sepeda motor, gagang rem, kampas rem, knalpot, pijakan kaki, dan jok motor. IKM dapat mengisi pasar produk suku cadang yang cepat berganti, di antaranya kampas rem, penyaring udara, serta produk aksesori dan kebutuhan modifikasi. ”Di sisi lain, IKM dapat mengisi pasar pabrikan otomotif),” kata Gati.
Gati menambahkan, selama ini IKM berbasis pengecoran logam dan industri besar otomotif sudah saling berkaitan. Misalnya, pembinaan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia kepada Koperasi Batur Jaya di sentra logam Ceper, Jawa Tengah.
”Ini adalah link and match yang riil. Komponen yang diproduksi IKM di Batur Jaya ada yang sudah memenuhi standar. Standar di otomotif ketat karena berurusan dengan aspek keamanan dan keselamatan,” kata Gati.
Menurut dia, pemerintah mendukung penyediaan bahan baku bagi IKM dengan menginisiasi pembentukan material center logam di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Apalagi, selain komponen otomotif, IKM logam di Tegal juga memiliki kompetensi lain seperti memproduksi pompa air.
”IKM komponen di Kabupaten Tegal sedang kami hubungkan dengan Gunung Raja Paksi (produsen baja). Nantinya terbangun rantai pasok dari bahan baku, IKM, dan pasar. Khusus otomotif, pasarnya di industri otomotif lapis pertama,” kata Gati.
Keterampilan
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan Bambang Satrio Lelono menyebutkan, 168 dari 305 unit balai latihan kerja (BLK) bergerak di bidang pelatihan keterampilan untuk sektor industri otomotif. Sejumlah BLK telah bekerja sama dengan pemilik merek, manufaktur, dan distributor kendaraan.
PT Nissan Motor Indonesia, misalnya, bekerja sama dengan Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Bandung. Kerja sama ini mencakup penyusunan program pelatihan, audit kompetensi instruktur, dan pertukaran informasi pasar kerja.
”Sektor industri otomotif menyimpan potensi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Sekitar 70 persen dari lulusan BLK sektor otomotif terserap industri,” ujarnya.
Menurut dia, tantangan mengelola BLK sektor otomotif adalah revitalisasi infrastruktur peralatan dan instruktur sehingga tetap relevan dengan kebutuhan industri.
Sektor industri otomotif menyimpan potensi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.
Wakil Direktur Politeknik Manufaktur Astra Tonny Pongoh berpendapat, industri otomotif dalam negeri sedang di persimpangan. Salah satunya, dari sisi produk, ada perubahan dari mesin berbahan bakar minyak ke listrik. Peralatan elektronik yang dipakai di dalam kendaraan pun semakin banyak memakai teknologi digital. Kemudian, sisi teknologi industri pun juga bergerak berubah ke arah digital sehingga cara produksi akan semakin mengandalkan otomasi.
Kecepatan pergerakan perubahan, baik dari sisi produk maupun teknologi industri, berbeda-beda bergantung pada merek kendaraan.
”Kondisi tersebut menuntut instansi pendidikan lincah menyikapi. Untuk urusan kurikulum, misalnya, pembaruan bisa berlangsung dalam waktu pendek, yaitu sekitar kurang dari tiga tahun,” ujarnya.
Tonny berpendapat, hal itu tidak mudah diterapkan institusi pendidikan di Tanah Air. Menurut dia, sistem pendidikan di Indonesia memiliki pengaturan yang ketat. Institusi pendidikan memilih berinovasi di konten mata pelajaran agar relevan dengan perubahan.
Politeknik Manufaktur Astra menerapkan konsep Astra Dual System. Sistem pendidikan ganda ini menggabungkan pemagangan di perusahaan dan pendidikan kejuruan di sekolah kejuruan dalam satu kursus. Model ini biasa digunakan di Jerman.
Adaptasi sistem ini diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan sesuai kebutuhan perusahaan, budaya kerja Astra, dan Indonesia.
Dukungan industri tidak hanya mengkaji ulang kurikulum dan menerima mahasiswa praktik magang, tetapi juga mengirimkan beberapa praktisi industri ke program studi.
Tonny menggambarkan, setiap tahun, beberapa praktisi industri datang dan tim politeknik akan meminta masukan pembaruan konten mata pelajaran.
”Menghadapi pesatnya perubahan industri otomotif yang semakin dipengaruhi digital, kami selalu berusaha berpikir lebih maju. Konten mata pelajaran yang kami desain dan terapkan selalu mempertimbangkan proyeksi tren masa depan,” tuturnya.
Tonny lantas mencontohkan konten perkenalan Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA). SCADA akan berperan penting dalam kontrol dan pemrosesan data di era industri keempat.
Politeknik Manufaktur Astra memiliki alumni melebihi 3.296 orang. Sekitar 90 persen di antaranya terserap industri. (CAS/MED)