Indonesia Kirim Sebelas Pecatur Yunior ke Thailand
Indonesia mengirim 11 pecatur yunior pada Kejuaraan Catur Yunior Asia Timur Ke-4 di Bangkok, Thailand. Melalui ajang yang digelar pada 1-10 Agustus 2019 ini, pecatur mampu mengasah permainan di level internasional.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia mengirim 11 pecatur yunior pada Kejuaraan Catur Yunior Asia Timur Ke-4 di Bangkok, Thailand. Melalui ajang yang digelar pada 1-10 Agustus 2019 ini, pecatur mampu mengasah permainan di level internasional. Adapun mereka yang berlaga di kejuaraan itu adalah pecatur pilihan dari kejuaraan nasional 2018.
Keikutsertaan Indonesia pada kejuaraan ini bagian dari pembinaan pecatur yunior Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) yang bekerja sama dengan Japfa. Ketua PB Percasi GM Utut Adianto mengatakan, regenerasi pecatur muda dilaksanakan sejak 1993.
”Pembinaan itu terus dilakukan mulai dari pelatihan, ikut pertandingan, hingga evaluasi. Siklus tersebut tidak boleh putus,” kata Utut dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (30/7/2019).
Dengan ikut serta kejuaraan yang berkualitas, kemampuan mereka akan terasah sehingga kualitas permainan pecatur yunior semakin meningkat. Selanjutnya, mereka dapat meneruskan perjuangan atlet senior dan dapat diandalkan untuk mewakili Indonesia.
Ia menegaskan, proses pembinaan membutuhkan waktu yang panjang, pelatih yang hebat, dan tim yang kuat, serta berkesinambungan. Dalam dua tahun ke depan, PB Percasi fokus pada pembinaan pecatur anak-anak karena waktu emas atlet catur sekarang telah bergeser dari usia 30-40 tahun menjadi 20-30 tahun.
Oleh karena itu, apabila belum mendapatkan gelar Grand Master (GM) pada usia 15 tahun, pecatur akan sulit menjadi juara dunia. Demi mengejar gelar tersebut, PB Percasi mengikutsertakan pecatur Indonesia usia 7-18 tahun ke beberapa kejuaraan, salah satunya di Bangkok ini. Utut berharap, ada pecatur yunior Indonesia yang kelak dapat memiliki gelar GM seperti yang disandangnya saat ini.
Adapun peraih medali emas pada kejuaraan ini untuk kategori U-18 akan mendapatkan gelar International Master (IM) untuk pria atau Woman International Master (WIM) untuk wanita. Untuk peraih medali perak dan perunggu akan memperoleh gelar FIDE Master (FM) atau Woman FIDE Master (WFM).
Peraih medali emas kategori U-16 akan memperoleh gelar FM/WFM dan norma gelar IM/WIM. Untuk peraih medali perak dan perunggu akan memperoleh gelar Candidate Master (CM)/Woman Candidate Master (WCM).
Pemenang kategori U-12 dan U-14 akan memperoleh gelar FM/WFM, sedangkan peraih medali perak dan perunggu akan memperoleh gelar CM/WCM. Peraih medali emas, perak, dan perunggu kategori U-8 dan U-10 akan memperoleh gelar CM/WCM.
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB Percasi Kristianus Liem mengatakan, pada tahun lalu Indonesia juga mengikuti kejuaraan serupa di Shanghai, China. Saat itu, Indonesia memperoleh tujuh medali emas. Dari tujuh medali emas yang direbut, tiga dipersembahkan pecatur yunior yang ikut kembali pada tahun ini, yakni Daniel Hermawan Tobing dan Christine Elizabeth.
Selain mereka berdua, beberapa pecatur yunior yang ikut pada tahun ini belum pernah ikut kejuaraan di luar negeri. ”Kejuaraan ini dapat menjadi kesempatan mereka yang belum pernah bertanding di luar negeri untuk uji coba,” ujar Kristianus.
Social Investment Manager Japfa Agus Mulyono mengatakan, keikutsertaan pada kejuaraan atau turnamen bergengsi merupakan salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan atlet catur. Selain itu, perlu diadakan turnamen yang rutin di dalam negeri untuk mencari bibit baru.
Japfa telah mengadakan turnamen catur untuk anak-anak yang diadakan di beberapa daerah. Dari turnamen tersebut, ditemukan anak berbakat yang dapat dikembangkan oleh Percasi melalui pengurus daerah.