Inggris Tolak Lepas Tanker
London berkeras penangkapan tanker yang memuat minyak Iran sesuai dengan hukum internasional. Inggris malah akan mengirim kapal perang tambahan ke sekitar Iran.
LONDON, SENIN— Inggris menolak wacana Inggris dan Iran saling melepaskan tanker yang ditangkap tentara masing-masing negara. Inggris malah mengirimkan kapal perang tambahan untuk mengawal tanker di Selat Hormuz.
Inggris lebih dulu menangkap kapal yang membawa minyak Iran, Grace 1, pada 4 Juli 2019. Iran ganti menangkap tanker Inggris, Stena Impero, 19 Juli 2019 di Selat Hormuz.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan, penangkapan Grace 1 dan Stena Impero berbeda sehingga tidak dapat dibandingkan. ”Grace 1 dicegat karena melanggar sanksi dan berlayar dengan minyak untuk Suriah. Kami sangat punya dasar hukum untuk menahan (Grace 1) dengan cara kami. Stena Impero ditahan dengan cara tidak sah. Tidak ada quid pro quo (saling balas). Bukan, bukan sejenis barter. Ini tentang hukum internasional dan aturan internasional sedang ditegakkan dan inilah yang kami pertahankan,” katanya di London, Senin (29/7/2019).
Ia mengatakan, kepatuhan pada peraturan internasional adalah syarat menjadi anggota komunitas internasional. ”Jika Iran mau keluar dari kegelapan dan diterima sebagai anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab, mereka perlu mengikuti sistem masyarakat internasional yang berdasarkan peraturan,” kata Dominic Raab seraya menyatakan, siapa pun tidak berhak menahan kapal asing secara ilegal.
Wakil Menlu Iran Abbas Aragchi mengatakan, penangkapan Grace 1 sebagai pelanggaran kesepakatan nuklir (JCPOA) yang ikut ditandatangani Inggris. ”Karena Iran diizinkan mengekspor minyak sesuai JCPOA, halangan apa pun terhadap ekspor minyak sebenarnya melawan JCPOA,” katanya seusai pertemuan penandatanganan JCPOA, Minggu, di Vienna, Austria.
Pertemuan itu dinyatakan membahas masalah ekspor minyak Iran, termasuk upaya Amerika Serikat untuk sepenuhnya menghentikan ekspor itu. Selain Inggris dan Iran, JCPOA juga ditandatangani China, Rusia, Jerman, Perancis, dan AS. Kepala delegasi China dalam pertemuan di Vienna, Fu Cong, mengatakan, ada ketegangan di antara para peserta pertemuan. Meskipun demikian, pertemuan itu dinyatakan bagus dan berlangsung dalam suasana profesional.
Aragchi mengatakan akan ada pertemuan susulan di tingkat menteri negara peserta JCPOA. ”Para peserta juga menggelar pertemuan pakar lintas bidang untuk mencari solusi praktis agar Iran bisa merasakan manfaat pencabutan sanksi,” ujarnya.
Ia mengakui Instex—mekanisme barter yang disiapkan oleh Eropa agar transaksi dengan Iran tetap bisa dilakukan tanpa melanggar sanksi AS—belum berfungsi. Kini pembahasan Instex sedang di tahap akhir.
Armada Inggris
Presiden Iran Hassan Rouhani mengecam keputusan Inggris mengirim kapal perang tambahan ke Selat Hormuz. ”Kehadiran pasukan asing tidak akan membantu keamanan kawasan dan akan menjadi penyebab utama ketegangan,” katanya.
Inggris memutuskan mengirimkan tambahan kapal perang setelah penangkapan Stena Impero. HMS Duncan sudah dikerahkan ke Selat Hormuz. Kapal itu akan bergabung dengan HMS Montrose yang sedang beroperasi di sekitar Hormuz. Selanjutnya, HMS Duncan akan digantikan HMS Kent.
”Saya senang HMS Duncan akan melanjutkan tugas HMS Montrose untuk membantu mengamankan rute penting. Sembari meneruskan upaya diplomatik yang sulit diwujudkan tanpa bantuan militer, angkatan laut kerajaan akan mengamankan kapal-kapal Inggris,” kata Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace.
London ingin ada perlindungan keamanan maritim yang dipimpin Eropa di Teluk Persia. Akan tetapi, Perancis menyatakan tidak mau mengirim pasukan tambahan kesana. (AP/REUTERS/RAZ)