Jaga Konsumsi agar Pertumbuhan Ekonomi Tak Melambat
Konsumsi rumah tangga diprediksi tumbuh stagnan pada 2019. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga sangat memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia mengingat kontribusinya terhadap produk domestik bruto mencapai 56,82 persen.
Oleh
M Paschalia Judith J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Konsumsi rumah tangga diprediksi tumbuh stagnan pada 2019. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga sangat memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia mengingat kontribusinya terhadap produk domestik bruto mencapai 56,82 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mendata, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan-I 2019 mencapai 5,01 persen dibandingkan tahun sebelumnya. ”Pertumbuhan konsumsi hingga akhir 2019 diprediksi berkisar 5,01 persen secara tahunan,” kata Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal saat ditemui dalam acara bertajuk ”Ulasan Perekonomian Nasional Selama Semester-I 2019” di Jakarta, Selasa (30/7/2019).
Berdasarkan struktur pengeluaran PDB, kontribusi konsumsi rumah tangga mencapai 56,82 persen dan menjadi angka tertinggi dibandingkan lainnya. Oleh sebab itu, kata Faisal, konsumsi menjadi penunjang utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Berdasarkan struktur pengeluaran PDB, kontribusi konsumsi rumah tangga mencapai 56,82 persen dan menjadi angka tertinggi dibandingkan lainnya.
Untuk menjaga konsumsi masyarakat, menurut Faisal, pemerintah harus memperhatikan kebijakan harga yang diatur pemerintah. Tarif bahan bakar minyak (BBM) dan listrik mesti diusahakan stabil.
Selain itu, pemerintah juga harus mampu mengendalikan inflasi, terutama bahan makanan.
Berdasarkan data BPS, inflasi nasional sepanjang semester-I 2019 mencapai 2,05 persen. Adapun target inflasi pemerintah berkisar 2,5-4,5 persen.
Secara spesifik, inflasi bahan makanan pada Januari-Juni 2019 sebesar 4,91 persen. Kelompok bahan makanan masih memegang andil tertinggi dalam pembentuk inflasi umum secara nasional.
Agar daya konsumsi rumah tangga dapat berkelanjutan menopang pertumbuhan ekonomi, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey berharap, pemerintah harus mengembangkan industri padat karya. Jika bersifat padat karya, lapangan kerja akan meluas dan berdampak pada jumlah pendapatan yang menjadi sumber untuk konsumsi rumah tangga.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta memprediksi, penjualan ritel sepanjang 2019 tumbuh sekitar 5 persen secara tahunan. Penjualan ritel merupakan salah satu indikator pertumbuhan konsumsi di Indonesia.