Kehadiran pesawat tempur siluman F-35 dalam jajaran Angkatan Udara Israel membuat kemampuan serang negara itu meningkat. Tel Aviv kembali menyerang sasaran Iran.
KAIRO, KOMPAS —Israel kini mulai memperluas serangan atas Iran dan loyalisnya hingga ke Irak pada saat situasi di Teluk Persia semakin tegang akibat saling menahan kapal tanker antara Iran dan Inggris. Israel, seperti diberitakan harian terkemuka Israel, Yediot Ahronot, Selasa (30/7/2019), menggunakan pesawat tempur siluman F-35 untuk menyerang sasaran Iran dan loyalisnya di Irak.
Israel mengakui telah melancarkan ratusan serangan udara atas berbagai sasaran Iran dan loyalisnya di Suriah sejak 2013. Menurut Yediot Ahronot, F-35 Israel Minggu lalu menyerang pangkalan militer Ashraf yang terletak sekitar 40 kilometer arah timur laut kota Baghdad dan sekitar 80 kilometer dari perbatasan Irak- Iran.
Pada era rezim Saddam Hussein, Ashraf merupakan pangkalan milisi Mujahedin Khalq yang dikenal milisi oposisi bersenjata yang menentang rezim para mullah di Teheran. Namun, pasca-ambruknya rezim Saddam Hussein dan berganti rezim pro-Iran di Baghdad, Ashraf menjadi pangkalan loyalis Iran, Al-Badar, pemimpin Hadi al-Ameri yang merupakan salah satu bagian dari milisi Hasd al-Shaabi.
Pangkalan militer itu kini menjadi salah satu pangkalan militer Iran terpenting dan terkuat di Irak. Pengamat militer Israel, Ron Ben-Yishai, seperti dikutip harian Yediot Ahronot mengungkapkan, Ashraf dikenal menjadi tempat transit berbagai jenis senjata dan rudal yang dipindah dari Iran menuju Suriah dan Lebanon.
Klaim Israel
Israel mengklaim, serangan udara atas Ashraf telah melukai sejumlah penasihat militer Iran dan menghancurkan peluncur rudal balistik yang baru saja dipindah dari Iran ke Ashraf.
Serangan udara Israel atas pangkalan militer Ashraf itu merupakan yang kedua kali bagi serangan Israel atas sasaran Iran di Irak. Sebelumnya, pada 19 Juli lalu, pesawat tempur Israel menggempur kamp militer Iran di Amerli—Provinsi Saladin, utara kota Baghdad— sekitar 100 kilometer dari perbatasan Irak-Iran.
Sebagai catatan, Israel menerima dua pesawat tempur siluman buatan AS, F-35, pada 14 Juli lalu. Dua pesawat tempur siluman itu merupakan bagian dari tahap pertama rencana 33 pesawat tempur siluman F-35 yang akan diterima Israel hingga tahun 2021.
Bergabungnya pesawat tempur siluman F-35 ke jajaran armada Angkatan Udara Israel menambah kemampuan Tel Aviv melancarkan serangan udara jarak jauh hingga ke Irak tanpa terdeteksi radar musuh. Untuk melancarkan serangan udara jarak jauh ke Irak, Israel harus melalui wilayah udara Jordania.
Sejauh ini, Pemerintah Irak ataupun Jordania tak melayangkan protes terhadap Tel Aviv atas kehadiran pesawat tempur Israel di kawasan mereka.
Sepinya protes Irak ataupun Jordania itu menunjukkan sistem radar di kedua negara tidak mampu mendeteksi manuver F-35 sehingga mereka tidak mengetahui bahwa pesawat tempur Israel itu melintasi wilayah udara kedua negara.
Bersamaan dengan klaim Israel: berhasil melancarkan serangan udara atas basis Iran di Irak, Israel hari Minggu mengklaim telah sukses menguji coba sistem antirudal balistik, Arrow-3, di Alaska, AS.
Sistem antirudal balistik Arrow-3 yang dikembangkan bersama AS ditengarai diperuntukkan untuk menangkal rudal balistik Iran dan Hezbollah.
PM Israel Benjamin Netanyahu hari Minggu lalu mengatakan, uji coba sistem antirudal balistik Arrow-3 sangat berhasil hingga melampaui perkiraan.
Pada saat Israel bangga dengan suksesnya uji coba sistem antirudal balistik Arrow-3, Iran pekan lalu mengklaim pula telah berhasil melakukan uji coba rudal balistik jarak menengah yang memiliki jangkauan tembak hingga 1.000 kilometer. *