Di samping terus memperkuat bisnis inti untuk pembiayaan mobil, motor, properti, serta alat berat dan mesin, BFI Finance juga menelurkan dan mengembangkan beberapa produk pembiayaan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kinerja PT BFI Finance Indonesia Tbk melambat pada paruh pertama 2019. Perusahaan pembiayaan itu mengalami perlambatan dalam pertumbuhan laba bersih dan piutang pembiayaan akibat pengaruh Pemilihan Umum 2019.
BFI Finance mencatatkan laba Rp 690 miliar pada semester I-2019. Laba itu turun sekitar 1,8 persen dari Rp 702 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan bisnis BFI Finance melambat dengan hanya membukukan piutang pembiayaan neto Rp 16,4 triliun. Piutang pembiayaan melambat 4,8 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp 17,2 triliun.
Dari piutang pembiayaan itu, komposisi pembiayaan BFI Finance masih didominasi pembiayaan mobil sebesar 73 persen, kontribusi alat berat dan mesin sebesar 15 persen, pembiayaan motor sebesar 10 persen, serta sisanya berasal dari kontribusi pembiayaan properti (property-backed financing) dan syariah.
”Pencapaian pada semester I-2019 merupakan hasil maksimal di tengah berbagai kondisi yang tidak kondusif saat itu. Kami tetap menjaga tingkat pencadangan yang memadai, menjalankan risk management yang prudent, serta kemampuan pendanaan perusahaan yang baik,” tutur Sudjono, Finance Director and Corporate Secretary BFI Finance, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Pemilu 2019 memang membuat para pelaku usaha cenderung mengambil sikap menunggu. Selain itu, perlambatan investasi dan lesunya harga komoditas juga mengakibatkan tekanan yang turut memengaruhi pertumbuhan bisnis perusahaan pembiayaan itu.
Meski begitu, BFI Finance mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan menjadi Rp 2,5 triliun dari tahun sebelumnya, Rp 2,4 triliun. Saldo pinjaman juga meningkat pesat menjadi Rp 6,8 triliun dari sebelumnya hanya Rp 462 miliar.
BFI Finance juga mampu menjaga rasio pembiayaan bermasalah (NPF) hanya 1,43 persen. Jumlah itu cukup rendah mengingat rata-rata NPF industri pembiayaan yang mencapai 2,7 persen.
Business Director BFI Finance Sutadi mengatakan, perseroan mengembangkan beberapa produk pembiayaan untuk mengakomodasi gaya hidup saat ini, seperti BFI Syariah, BFI Education, dan BFI Leissure. Bisnis itu menjadi pilihan di samping bisnis utama.
”Di samping terus memperkuat bisnis inti untuk pembiayaan mobil, motor, properti, serta alat berat dan mesin, BFI Finance juga menelurkan dan mengembangkan beberapa produk pembiayaan. BFI Education yang ditujukan untuk merencanakan kebutuhan dana pendidikan dan BFI Leisure yang merupakan fasilitas pembiayaan untuk paket perjalanan wisata,” ujar Sutadi.
Selain fokus pada tiga produk bisnis itu, BFI Finance juga mendirikan anak usaha lain yang bergerak di bidang teknologi keuangan, yaitu PT Finansial Integrasi Teknologi. Bisnis ini bergerak di bidang layanan platform digital peminjaman yang bernama pinjammodal.id.