Tim pemadam kebakaran PT Alam Bukit Tigapuluh kesulitan mendapatkan sumber air untuk memadamkan kebakaran dalam hutan areal kerjanya di Kabupaten Tebo, Rabu (31/7/2019). Akibatnya, titik-titik api terus meluas hingga lebih dari 100 hektar dalam sepekan terakhir.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·1 menit baca
MUARA TEBO, KOMPAS-Tim pemadam kebakaran PT Alam Bukit Tigapuluh kesulitan mendapatkan sumber air untuk memadamkan kebakaran dalam hutan areal kerjanya di Kabupaten Tebo, Rabu (31/7/2019). Akibatnya, titik-titik api terus meluas hingga lebih dari 100 hektar dalam sepekan terakhir.
Titik-titik api terus menyebar khususnya dalam areal yang dirambah dan dibalak liar oleh masyarakat. Setelah kayu ditebangi, pembukaan lahan dilakukan dengan cara membakar. Padahal, sesuai Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 2 Tahun 2016, disebutkan bahwa siapapun dilarang membuka lahan dengan cara membakar.
Menurut Koordinator Pengendalian Karhutla Blok II PT ABT, Hendry Manurung, mengatakan sebaran api sudah sangat meluas. Pemadaman lewat jalur darat sulit karena sumber air hanya sedikit. “Diperlukan pemadaman lewat jalur udara,” katanya.
Sebelumnya, Direktur PT ABT Dody Rukman mengatakan timnya dihadang massa sewaktu bermaksud memadamkan api. Tim dicegat dan dilarang melintas oleh masyarakat Desa Pemayungan. Tim akhirnya berbalik arah.
Berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua yang diolah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Jambi, terdeteksi 15 titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen pada Rabu sore.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Sultan Thaha Jambi, Kurnianingsih, mengatakan selama bulan Juli hingga Agustus ini merupakan puncak musim kemarau di wilayah itu. Karenanya, masyarakat diingatkan untuk berhati-hati dengan tidak membakar lahan.