Korea Utara kembali menembakkan rudal balistik jarak pendek, Rabu (31/7/2019). Jangkauan rudal kali ini lebih pendek dibandingkan rudal pekan lalu.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
SEOUL, RABU — Korea Utara kembali menembakkan rudal balistik jarak pendek, Rabu (31/7/2019). Jangkauan rudal kali ini lebih pendek dibandingkan rudal pekan lalu.
Seperti pekan lalu, rudal kali ini juga diluncurkan dari Wonsan, kota di pesisir timur Korut. Militer Korea Selatan yang memantau peluncuran menyebut rudal menjangkau 250 kilometer dengan ketinggian maksimum 30 km. Pekan lalu, dari kota yang sama, Korut meluncurkan dua rudal. Sama-sama mencapai ketinggian 50 km, salah satu rudal pekan lalu itu meluncur 430 km rudal lain 690 km.
Markas besar angkatan bersenjata Korsel menduga, walau jangkauannya lebih pendek, rudal pekan ini sama dengan pekan lalu. Meskipun demikian, upaya penggalian informasi atas rudal pekan ini terus dilakukan. Korsel terus memantau Wonsan. Pertimbangan utamanya adalah berjaga-jaga jika ada peluncuran lagi.
Rudal-rudal yang diluncurkan dari Wonsan disebut KN-23. Rudal itu dirancang untuk menghindari sistem pertahanan rudal dengan cara bisa bermanuver selepas peluncuran hingga mencapai target, mudah diluncurkan, dan mudah disembunyikan. Pemimpin Korut Kim Jong Un menyebut dua rudal yang diluncurkan pekan lalu punya kemampuan meliuk di ketinggian rendah dan bisa terbang melompat. Pola gerak itu membuat rudal tersebut sulit dicegat.
Menteri Pertahanan Korsel Jeong Kyeong-doo mengakui, rudal dengan kemampuan seperti itu akan sulit dihentikan. Meskipun demikian, ia menekankan Seoul punya sistem pertahanan rudal yang bisa mendeteksi dan mencegat rudal-rudal seperti KN-23.
Korut kini sudah dikenai total 11 sanksi PBB. Peluncuran rudal di Wonsan diragukan akan menghasilkan sanksi baru. PBB melarang Korut menggunakan teknologi rudal balistik dengan cara apa pun.
Militer Korsel menyebut, rudal yang diluncurkan pekan lalu mirip dengan rudal Iskander buatan Rusia. Iskander adalah rudal dengan jangkauan pendek dan bisa dilengkapi hulu ledak nuklir. Iskander versi Korut bisa menjangkau seluruh Korsel, termasuk markas tentara Amerika Serikat yang ditempatkan di Korut. Selain itu, Iskander versi Korut akan sulit dicegat.
Sebelum dua peluncuran terpisah dari Wonsan dalam sepekan ini, Korut juga meluncurkan rudal lain pada Mei 2019. Seperti rudal-rudal Wonsan, rudal Mei juga menunjukkan data pergerakan mirip Iskander.
Kapal Selam
Jeong juga mengatakan, Pyongyang kini punya kapal selam yang dapat digunakan sebagai peluncur rudal. Kapal selam itu sudah ditunjukkan kepada dunia lewat foto-foto inspeksi Kim pekan lalu.
Ketua Komite Intelijen di parlemen Korsel, Lee Hye-hoon, menyebut kapal selam itu punya tiga tabung peluncur rudal. Kapal itu adalah kapal selam pertama Korut yang dilengkapi peluncur rudal.
”Tindakan Korut tidak membantu meredakan ketegangan militer ataupun menjaga peluang dialog yang sedang berlangsung,” kata Menteri Luar Negeri Korsel Kang Kyung-wha seraya mendesak Pyongyang menghentikan segala upaya untuk peluncuran rudal lanjutan.
”Kami mengetahui laporan peluncuran rudal dari Korut dan terus memantau keadaan,” kata juru bicara pasukan Amerika Serikat di Korsel Kolonel Lee Peters.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Jepang Takeshi Iwaya mengatakan, rudal dari Wonsan tidak menjangkau Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang. Para pejabat berwenang di Jepang tengah menganalisis peluncuran itu secara terperinci, termasuk lintasan dan jangkauan peluncuran. ”Sangat disesalkan bahwa Korut terus menembakkan rudal yang melanggar sanksi PBB,” ujarnya.
Korut kini sudah dikenai total 11 sanksi PBB. Peluncuran rudal di Wonsan diragukan akan menghasilkan sanksi baru. PBB melarang Korut menggunakan teknologi rudal balistik dengan cara apa pun.
Tekan AS
Sejumlah pakar kembali menyebut peluncuran itu adalah cara Korut menekan AS. Korut menekan AS karena dua alasan: sikap keras Washington soal pelucutan senjata Pyongyang dan rencana latihan bersama AS-Korsel.
Peneliti dari Center for the National Interest di Washington, Harry Kazianis, menyatakan, jelas sekali tujuan peluncuran rudal adalah menekan Washington.
Media Korut juga menyatakan serangkaian uji coba yang dipantau Kim Jong Un itu adalah peringatan serius bagi Korsel yang membeli jet tempur teknologi tinggi dari AS. Peringatan juga diberikan karena Korsel berencana menggelar latihan perang dengan AS. Pyongyang menyebut latihan itu sebagai persiapan invasi. (AP/REUTERS)