Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu dibuka kembali Kamis (1/8/2019) setelah sebelumnya ditutup akibat erupsi. Warga sekitar dan turis diminta tetap waspada dengan memerhatikan papan peringatan yang ada. Arahan dari petugas menjadi pegangan mereka sebagai bentuk kesiapsiagaan.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·4 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Gunung Tangkuban Parahu kembali erupsi, Kamis (1/8/2019) malam. Namun, hingga erupsi yang kedua kalinya dalam lima hari terakhir ini, status gunung yang berada 20 kilometer di utara Bandung ini masih Aktif Normal. Belum ada kepastian apakah kawasan Tangkuban Parahu yang sudah dibuka Kamis pagi akan kembali ditutup lagi atau tidak.
Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi terjadi pukul 20.46. Erupsi memicu kolom abu setinggi 180 meter dari dasar kawah. Erupsi ini terekam seismograf milik Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu dengan amplitudo maksimum 50 milimeter dengan durasi 11 menit 23 detik.
Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Hendra Gunawan menyatakan, erupsi yang terjadi kali ini berbeda dengan yang terjadi Jumat (26/7) lalu. Erupsi yang terjadi malam ini tidak mencapai bibir kawah seperti yang terjadi sebelumnya. Namun, pada saat erupsi, angin berhembus ke arah timur sehingga abu vulkanik diprediksi mencapai area parkir wisata Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu.
Saat ini, status memang masih normal. Namun, kami sedang mengevaluasi keputusan berikutnya karena ada erupsi yang terjadi beberapa kali. Ini menandakan ada kecenderungan aktivitas vulkanik meningkat
“Saat ini, status memang masih normal. Namun, kami sedang mengevaluasi keputusan berikutnya karena ada erupsi yang terjadi beberapa kali. Ini menandakan ada kecenderungan aktivitas vulkanik meningkat,” tuturnya.
Lebih lanjut Hendra mengimbau warga untuk tetap menjaga jarak dari kawah dengan radius 500 meter. Pedagang, wisatawan, dan pengelola diminta untuk tidak berlama-lama di sekitar kawah aktif agar terhindar dari paparan gas yang berdampak bagi kesehatan masyarakat.
Sebelumnya, Jumat (26/7) lalu, erupsi terjadi di Gunung Tangkuban Parahu dengan kolom abu mencapai 200 meter. Erupsi ini terjadi saat warga dan pengunjung masih beraktivitas di sekitar kawah sehingga menimbulkan kepanikan. Namun, abu akibat erupsi ini hanya jatuh di sekitar area parkir wisata kawah.
Akibat erupsi ini, Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu ditutup sejak Sabtu (27/7) hingga Rabu (31/7). Kamis ini, Gunung Tangkuban Parahu kembali dikunjungi wisatawan semenjak lima hari ditutup. Pembukaan kembali ini dilakukan atas dasar rapat koordinasi dari berbagai pihak di Gedung Sate, Bandung, Selasa (30/7). Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan kawasan ini aman, asalkan tetap mengikuti rekomendasi dari PVMBG dan membersihkan area wisata dari abu vulkanik.
Pengamatan Kompas, saat dibuka kembali, hampir seluruh pengunjung menggunakan masker sesuai arahan petugas di bagian tiket. Selain itu, baliho peringatan penggunaan masker pun terpasang di beberapa titik, seperti di dekat pusat informasi dan area parkir bagian bawah.
Pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari turis dalam negeri saja, tapi juga dari mancanegara. Mereka berdatangan sejak gerbang utama kawasan wisata mulai pukul 08.00 hingga menjelang sore. Beberapa wisatawan mancanegara datang berkelompok. Sedangkan wisatawan lokal datang dengan menggunakan kendaraan pribadi.
Wang Chong Eun (45) datang bersama 20 pengunjung yang berasal dari Korea Selatan. Dia berujar, Gunung Tangkuban Parahu memang masuk ke dalam destinasi yang akan didatangi rombongan sebelum erupsi melanda. Dia tidak khawatir terjadi erupsi susulan karena ada arahan yang jelas dari pengelola.
“Saya kira Gunung Tangkuban Parahu telah buka dari 3 hari yang lalu. Ternyata masih belum. Makanya kami menunggu hingga hari ini. Kalau ada erupsi susulan, kami akan menyesuaikan dengan arahan petugas,” ujarnya.
Asep Sodikin (58), warga Bandung, sengaja mendatangi Gunung Tangkuban Parahu untuk melihat kondisi kawasan wisata tersebut pascaerupsi. Dia penasaran karena foto yang beredar di dunia maya memperlihatkan kondisi area yang tertutupi debu vulkanik.
“Ternyata sekarang sudah tidak tertutup abu dan bersih. Memang ada beberapa tempat yang masih dibersihkan dan pengunjung juga disarankan untuk tidak ke sana. Saya tidak khawatir ada erupsi susulan, karena pasti petugas di sini akan menginformasikan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tuturnya.
Debu-debu vulkanik yang sebelumnya menutupi kawasan tidak terlihat lagi. Namun, seperti yang dituturkan Asep, area pedagang souvenir di sebelah utara Pusat Informasi masih belum dibersihkan sepenuhnya. Puluhan kios pedagang di pinggir Kawah Ratu dan Kawah Upas di puncak Gunung Tangkuban Parahu masih dibersihkan para pedagang.
Putra Kaban, Direktur Utama PT Graha Rani Putera Persada, selaku pengelola Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu menuturkan, kunjungan di hari pertama pasca erupsi kali ini mencapai lebih dari 400 wisatawan. Kurang lebih 100 pengunjung berasal dari luar negeri yang terdiri dari turis asal Malaysia, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa.
Sebagai informasi dan papan peringatan, Kaban menuturkan, di kawasan wisata telah dipasang tujuh papan peringatan baru yang berinformasikan ketentuan penggunaan masker dan antisipasi selama berwisata di kawasan Tangkuban Parahu.