BNN menyita narkoba jenis sabu seberat 29 kilogram dari seorang tersangka berinisial N di Langsa Baru, Kota Langsa, Provinsi Aceh. Sabu disembunyikan di dalam karung dan diantar menggunakan mobil Honda Jazz ke Aceh Utara. Sabu diduga berasal dari Malaysia.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
LHOKSUKON, KOMPAS – Badan Narkotika Nasional menyita narkoba jenis sabu seberat 29 kilogram dari seorang tersangka berinisial N di Langsa Baru, Kota Langsa, Provinsi Aceh. Sabu yang disembunyikan di dalam karung dan diantar menggunakan mobil Honda Jazz ke Aceh Utara itu diduga berasal dari Malaysia. Sabu diselundupkan ke Aceh Tamiang melalui Selat Malaka.
Deputi Penindakan Badan Narkotika Nasional (BNN) Arman Depari, Rabu, (31/7/2019) mengatakan pelaku ditangkap pada Selasa, (30/7) siang saat sedang duduk di sebuah rumah makan di Langsa. Sementara sabu disimpan di dalam mobilnya.
Petugas BNN telah mengintai keberadaan pelaku sejak pelaku masih berada di kawasan Kabupaten Aceh Tamiang, kabupaten tetangga Langsa. Saat tiba di Langsa, warga Panton Labu, Kabupaten Aceh Utara itu masuk ke sebuah rumah makan dan memarkirkan mobilnya di luar.
Sabu dimasukkan dalam karung dengan jumlah 29 bungkus. Kurang lebih beratnya 29 kilogram. (Arman Depari)
Saat di dalam rumah makan itu, ia ditangkap petugas. Saat ini pelaku ditahan untuk diproses hukum.
Di dalam mobil Honda Jazz yang diparkir, petugas menemukan puluhan kilo sabu. “Sabu dimasukkan dalam karung dengan jumlah 29 bungkus. Kurang lebih beratnya 29 kilogram. Sabu itu dibungkus kemasan teh dengan tulisan Cina berwarna kuning,” kata Arman.
Arman menuturkan narkoba itu dibawa melalui jalur laut dari Penang, Malaysia ke Aceh Tamiang. Dari Aceh Tamiang kemudian dibawa ke Aceh Utara untuk disimpan di gudang. Rencananya sabu akan didistribusi ke Medan, Sumatera Utara.
N bertugas membawa sabu itu dari Aceh Tamiang ke Aceh Utara menggunakan mobil Honda Jazz. Sindikat ini diduga terkait dengan pelaku penyelundupan narkoba yang ditangkap di Kisaran, Sumatera Utara beberapa waktu lalu.
Kepala Bidang Penindakan BNN Aceh Amanto menuturkan, sabu yang masuk ke Aceh berasal dari Malaysia, sedangkan ganja diproduksi di Aceh. Sejak 2017 hingga Juni 2019, BNN Aceh telah menyita 2,47 ton sabu. “Ini yang tertangkap, berapa yang lolos kita tidak tahu, namun pasti ada,” kata Amanto.
Amanto mengatakan, tidak mudah membongkar sindikat narkoba hingga ke bandar. Pemain lapangan tidak tahu jaringan ke atasnya. Antara kurir yang satu dengan yang tidak saling mengenal. “Saat ditangkap, kurir ini menutup rapat informasi ke atas. Mereka dibayar mahal,” kata Amanto.
Amanto juga mengatakan, beberapa bandar narkoba justru mengendalikan bisnis haramnya itu dari balik jeruji besi. Penjara ternyata tidak menghentikan sepak terjang para bandar.