TANGERANG, KOMPAS - Tim Posko Kekeringan Kabupaten Tangerang mencatat, 2,6 persen lahan padi sawah atau seluas 668 hektar, terdampak kekeringan. Kemarau juga berdampak pada ketersediaan air bersih untuk mandi, cuci, kakus (MCK) di dua desa.
Total pertanaman padi sawah di kabupaten ini seluas 24.783 ha. Dari 668 hektar lahan terdampak kekeringan, 330 ha mengalami dampak kekeringan kategori ringan, 328 hektar kategori sedang, dan 10 hektar kategori berat.
Dampak kekeringan mulai terasa di 15 kecamatan, yakni Cisoka, Solear, Tigaraksa, Jambe, Cikupa, Panongan, Sindang jaya, Balaraja, Jayanti, Sukamulya, Kronjo, Mauk, Kemiri, Teluknaga, dan Kosambi.
Kepada wartawan di Tigaraksa, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang Azis Gunawan mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi kantong air untuk dialirkan ke sawah yang kekeringan. "Saat ini, lahan persawahan yang sudah bisa ditanggulangi dengan pompanisasi seluas empat hektar."
Sawah dengan kekeringan ringan dan sedang masih menghijau dengan kadar air yang tinggal sedikit. "Kondisi ini masih bisa diupayakan penyelamatan agar sawah bisa mendapatkan air," kata Azis.
Upaya lainnya, kata Azis, tim melakukan pompanisasi dengan mengandalkan saluran irigasi yang juga mulai mengering. Saluran irigasi mengering karena debit air Sungai Cisadane dan sungai lainnya sudah menyusut.
Pemerintah menyiapkan insentif bagi petani yang terancam gagal panen atau puso karena kekeringan dengan memberikan bibit padi unggulan secara gratis.
Dua desa kekurangan air
Sementara, dua desa yakni Desa Palasari di Kecamatan Legok; dan Desa Serdang Kulon, Kecamatan Curug mulai kesulitan mendapatkan air.
"Kepala desa sudah meminta bantuan air bersih karena desa mereka masing-masing sudah kekeringan. Kami sudah mengirimkan air dalam mobil pemadam kebakaran (damkar) dan tangki air," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang Kosrudin.
Pendistribusian air bersih ini dilakukan BPBD dan PDAM Tirta Kertaraharja. Mereka mengirim tiga tangki air bersih berkapasitas 5.000 liter dan satu mobil damkar berkapasitas 3.000 liter.
Air bersih dikirim ke kedua desa tersebut setiap hari. Kedua desa itu, kata Kosrudin, sudah mengalami kekeringan sejak beberapa pekan terakhir.
Kosrudin menjelaskan, sejauh ini, wilayah utara Kabupaten Tangerang belum melaporkan adanya kekeringan yang membuat kesulitan air bersih.
Menurut Kosrudin, kekurangan air bersih yang berulang saban tahun perlu disikapi, antara lain dengan membuat embung untuk menampung air. Warga juga bisa membangun tangki untuk menyimpan air yang dipasok BPBD saat musim kering. Langkah ini bisa dikerjakan dengan dana penguatan desa.