Bank sentral Amerika Serikat, The Fed, memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi kisaran 2-2,25 persen. Langkah ini, antara lain, untuk mendukung ekspansi perekonomian AS dan memperkuat kondisi pasar ketenagakerjaan.
Oleh
Dewi Indriastuti
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Bank sentral Amerika Serikat, The Fed, memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi kisaran 2-2,25 persen. Langkah ini untuk mendukung ekspansi perekonomian AS, memperkuat kondisi pasar ketenagakerjaan, dan mendorong pencapaian inflasi yang masih jauh di bawah target 2 persen.
Pernyataan Komite Operasi Pasar Terbuka (FOMC) The Fed ini disampaikan pada Rabu (31/7/2019) siang waktu setempat atau Kamis (1/8/2019) dini hari.
Mengutip pernyataan hasil FOMC, rencana berikutnya mengenai waktu dan besaran pemangkasan suku bunga acuan akan mempertimbangkan realisasi dan ekspektasi kondisi perekonomian. Kondisi ini terutama mengacu pada pasar ketenagakerjaan dan target inflasi AS.
Mengutip Reuters, Gubernur The Fed Jerome Powell menyebut perihal pelambatan pertumbuhan ekonomi dunia, tekanan hubungan dagang AS, dan upaya mendorong inflasi sebagai alasan The Fed menurunkan suku bunga acuannya. Pemangkasan suku bunga acuan ini dilakukan untuk pertama kalinya sejak 2008.
Powell menegaskan, ia tidak menyebut penurunan suku bunga acuan ini hanyalah satu dari pemangkasan suku bunga. ”Namun, ini bukanlah awal dari rangkaian panjang pemangkasan suku bunga,” kata Powell, mengutip Reuters.
Dalam siaran pers Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, 18 Juli 2019, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, sejumlah bank sentral negara maju dan negara berkembang merespons dinamika ekonomi yang kurang menguntungkan dengan menempuh kebijakan moneter yang lebih longgar. Termasuk The Fed yang diperkirakan menurunkan suku bunga acuannya.
BI juga telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen sebagai bentuk pelonggaran moneter.