JAKARTA, KOMPAS – Tantangan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional Papua 2020, seperti lokasi yang jauh dan keterbatasan akomodasi, membuat daerah harus melakukan berbagai siasat untuk mengatasi hal ini. Tim DKI Jakarta, misalnya, berupaya melakukan efisiensi dalam pengiriman atlet, mengatur jadwal penerbangan kontingen, dan memesan penginapan sejak jauh-jauh hari.
PON Papua akan bergulir 20 Oktober-2 November 2020, mementaskan 47 cabang dengan 69 disiplin dan 768 nomor pertandingan. Untuk menyukseskan kegiatan ini, disiapkan 68 arena pertandingan yang tersebar di 10 kabupaten dan kota, yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, Mimika, Kepulauan Yapen, Supiori, Biak Numfor, Merauke, Jayawijaya, dan Tolikara.
Ketua KONI DKI Jakarta Djamhuron P Wibowo mengatakan, jumlah atlet yang dikirim ke PON Papua 2020 lebih sedikit dari PON Jabar 2016, dari semula 802 atlet menjadi sekitar 700 atlet. “Secara keseluruhan, kontingen DKI pada PON 2016 sebanyak 1.400 atlet dan ofisial tim, kini menjadi sekitar 1.300 orang,” ujarnya dalam press conference prakualifikasi bola voli PON XX/2020, di Jakarta, Kamis (1/8/2019).
Djamhuron menuturkan, pihaknya sudah mengecek arena pertandingan dan lokasi penginapan yang tersebar di Papua. “Tantangannya memang penginapan sangat terbatas. Kami sudah mencari penginapan yang dekat dengan arena pertandingan. Tetapi, kalau sewaktu-waktu penginapan itu dibutuhkan oleh pemerintah daerah, kami tidak bisa berbuat apa-apa,” katanya.
Persiapan lain adalah dengan membangun dapur umum serta efisiensi pengiriman atlet untuk bersaing di Papua. Jadwal penerbangan atlet ke daerah yang berada di ujung timur Indonesia itu akan dibagi-bagi dalam kelompok sesuai jadwal pertandingan. “Meski banyak tantangan, kami tetap berkomitmen untuk mengirimkan atlet-atlet terbaik dan berusaha semaksimal mungkin di Papua,” katanya.
Bola Voli
Wakil Ketua V Bidang Kompetisi PBVSI Reginald Nelwan mengatakan, tantangan penyelenggaraan PON 2020 adalah akomodasi yang terbatas dan jarak yang jauh. Oleh karena itu, jumlah tim bola voli yang berlaga di ajang mulitcabang nasional ini dibatasi hanya delapan tim putra dan delapan tim putri. “Jumlah pemain setiap tim juga dibatasi hanya terdiri dari 12 orang. Padahal, aturan internasional tim voli boleh diperkuat 14 pemain,” kata Regi.
Regi juga meminta, tim yang berlaga pada prakualifikasi PON Papua 2020 betul-betul siap untuk mengirimkan atlet ke ajang tersebut. Jangan sampai tim yang lolos kualifikasi untuk berlaga di PON, akhirnya mengundurkan diri karena menghadapi banyak kendala teknis.
Prakualifikasi PON 2020 untuk wilayah Jawa, Kalimantan, Bali-Nusra, dan Maluku digelar di GOR Bulungan, Jakarta, 3-10 Agustus 2019. Sebanyak 12 tim putra dan 6 tim putri akan bersaing memperebutkan empat tempat teratas untuk lolos ke Papua.
Tim putra terdiri dari Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Banten, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan tuan rumah DKI Jakarta. Adapun tim putri terdiri atas Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Banten, Papua Barat, dan DKI Jakarta.
Juara bertahan PON, yaitu tim putra Jatim dan tim putri Jabar, lolos secara otomatis ke Papua. Begitu juga tim putra dan putri dari tuan rumah Papua. Dua kuota lain masing-masing satu tim putra dan satu tim putri akan diperebutakan di wilayah Sumatra dan Sulawesi.
Pelatih putra DKI Jakarta Victor Laiyan mengatakan, pihaknya menargetkan lolos ke PON 2020. “Regenerasi kami sudah berjalan. Kegagalan kami lolos ke PON Jabar 2016 menjadi tonggak untuk bangkit,” kata dia.
Vicktor mengatakan, persiapan tim DKI Jakarta lebih baik dari sebelumnya, yaitu dengan melakukan uji pertandingan baik di dalam negeri dan di luar negeri. Atlet-atlet yang sebagian besar berusia 17-18 tahun juga mempunyai semangat dan motivasi tinggi untuk juara. Apalagi, tim putra berasal dari klub-klub daerah yang sudah berpengalaman tampil dalam Proliga.