Liverpool menuai sejumlah hal positif saat membekap Olympique Lyon pada laga uji coba pramusim terakhirnya, Kamis dini hari WIB. Kemenangan itu menjadi modal menghadapi Manchester City akhir pekan ini.
JENEWA, KAMIS – Klub sepak bola Inggris, Liverpool FC, akhirnya menunjukkan wajah sesungguhnya saat membekap wakil Perancis, Olympique Lyon, 3-1 di Jenewa, Swiss, Kamis (1/8/2019) dini hari WIB. Kembalinya muka-muka lama seperti Mohamed Salah serta gairah para pemain muda membuat “The Reds” optimis menatap musim baru.
Untuk kali pertama sepanjang pramusim ini, Manajer Liverpool Juergen Klopp dapat menurunkan sejumlah pemain pentingnya, yaitu Mohamed Salah, Roberto Firmino, Alisson Becker, Naby Keita, dan Xherdan Shaqiri. Kehadiran mereka langsung berimbas pada hasil akhir laga itu. Liverpool meraih kemenangan pertamanya dalam lima laga uji coba terakhir.
The Reds membalikkan ketertinggalan satu gol akibat blunder kiper Becker di menit keempat laga di Swiss itu menjadi kemenangan penting. Hadirnya Salah, Firmino dan Shaqiri membuat tim itu tampil agresif, dinamis, dan penuh kualitas dalam menyerang. Penampilan semacam itu sempat menghilang di empat laga uji coba sebelumnya, yaitu ketika juara Eropa itu dikalahkan Napoli, Sevilla, dan Borussia Dortmund.
“Pada laga-laga sebelumnya, kita tidak melihat Liverpool sesungguhnya. Tanpa para pemain seperti Salah, Firmino, Keita dan Shaqiri, kita hanya melihat Liverpool-lite. Seiring tampilnya mereka sejak awal laga, Liverpool sesungguhnya mulai terlihat,” tulis Liverpool Echoe mengulas laga uji coba tersebut.
Klopp memang ingin secepatnya memadukan skuad inti The Reds itu menjelang duel kontra Manchester City di Community Shield, Minggu malam. Selain menandai dimulainya Liga Inggris musim baru, yaitu 2019-2020, duel itu juga bisa menjadi cerminan kesiapan dari kedua favorit juara itu. Hingga kemarin, hanya penyerang sayap, Sadio Mane, yang belum bergabung dengan The Reds.
Pemain yang membela tim nasional Senegal di Piala Afrika 2019 itu dijadwalkan kembali ke Inggris pada 5 Agustus mendatang. Ia pun bakal absen kontra City. Meskipun demikian, Liverpool tidak perlu menangisi absennya Mane. Tim itu masih memiliki winger muda, Harry Wilson, yang tampil memukau di Swiss. Pemain 22 tahun itu menyumbang satu gol indah, yaitu tendangan dari jarak 22 meter.
Wilson bahkan bisa saja mencetak tiga gol jika hasil tembakkannya tidak ditepis kiper berpengalaman Lyon, Anthony Lopes, dan mengenai tiang gawang dalam dua peluang yang berbeda. Pemain asal Wales itu mengingatkan publik akan kehebatan seniornya di klub Real Madrid, Gareth Bale, saat masih muda. Ia telah mengemas dua gol untuk Liverpool selama tur pramusim.
Mengilapnya penampilan Wilson selama pramusim membuat Klopp gamang untuk meminjamkannya ke klub lain pada musim panas ini. Sepanjang musim lalu, Wilson tampil untuk klub Divisi Championship, Derby County. Ia membantu klub itu menembus final play off ke Liga Premier Inggris berkat koleksi 15 gol dan tiga asisnya.
Skuad melimpah
Wilson bisa menjadi salah satu pemain pelapis penting di Liverpool dalam upayanya membidik gelar juara Liga Inggris musim baru serta mempertahankan trofi Liga Champions. Dibutuhkan skuad melimpah dengan kualitas pemain yang nyaris setara untuk meraih ambisi besar itu. Untuk itu, Liverpool berupaya mempertahankan Wilson yang tengah dibidik klub-klub seperti Newcastle United, Aston Villa, dan Bournemouth.
“Kami dalam perbincangan yang konstan (mengenai masa depan Wilson). Kami harus melakukan hal yang tepat, baik untuk kami maupun bocah itu. Saat ini belum ada yang dapat diungkapkan ke publik. Kita tunggu saja beberapa hari mendatang hingga ditutupnya jendela transfer,” ujar Klopp tentang Wilson yang dihargai 20 juta pounds atau setara Rp 342 miliar.
Selain Wilson, pemain muda Liverpool lainnya, Ki-Jana Hoever. Bek sayap 17 tahun binaan Ajax Amsterdam itu memaksa bek tengah Lyon, Joachim Andersen, melakukan gol bunuh diri. Hoever, yang baru diikat kontrak profesional oleh Liverpool, bakal memperdalam pilihan Klopp di sektor bek sayap. Selain cepat, Hoever memiliki stamina yang mumpuni.
Satu hal lainnya yang tidak kalah penting, laga kontra Lyon memperlihatkan evolusi dari peranan gelandang serang, Adam Lallana. Pada laga di Swiss, Lallana bermain di posisi yang janggal, yaitu sebagai gelandang bertahan. Meskipun demikian, ia menjalani peran baru itu dengan sangat baik. Ia pandai mengatur tempo permainan dan tidak segan menekel lawan laiknya Jorginho, gelandang bertahan flamboyan yang dimiliki Chelsea.
“Saya menikmati bermain di posisi itu, khususnya mengendalikan bola. Sejatinya, saya senang bermain di posisi mana saja,” ujar Lallana dikutip dari laman resmi Liverpool.