Perekonomian NTB di Triwulan II 2019 Diprediksikan Membaik
Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Barat (NTB) memprediksikan perekonomian daerah NTB tetap tumbuh positif pada triwulan II 2019.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS – Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Barat (NTB) memprediksikan perekonomian daerah NTB tetap tumbuh positif pada triwulan II 2019. Kondisi itu dilihat dari membaiknya sejumlah sektor seperti pertanian dan pariwisata.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTB Achris Sarwani di Mataram, Jumat (2/8/2019) mengatakan, pada triwulan (tiga bulan) I 2019, pertumbuhan ekonomi NTB mencapai total sebesar 2,12 persen atau 2,75 persen tanpa tambang bijih logam. Pertumbuhan ekonomi itu diukur berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB).
Pada triwulan II 2019, kata Achris, perekonomian di NTB akan tumbuh positif. Meski demikian, dia belum mau menyebutkan berapa persen pertumbuhan. Secara resmi, angka pertumbuhan ekonomi NTB triwulan II 2019 baru akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik NTB pada Senin (5/8/2019) mendatang. “Pada triwulan kedua, (perekonomian NTB) masih bisa tumbuh dengan positif tetapi tidak terlalu besar,” kata Achris.
Pada triwulan kedua, (perekonomian NTB) masih bisa tumbuh dengan positif tetapi tidak terlalu besar
Menurut Achris, pertumbuhan itu ditopang oleh membaiknya kinerja lapangan usaha seperti pertanian, konstruksi, dan pariwisata. “Kalau kita lihat secara sektoral, pertanian termasuk yang membaik karena memang baru saja musim panen yakni di bulan April. Sementara konstruksi juga demikian karena pembangunan rumah hunian pascagempa yang mengguncang Lombok pada 2018 tetap berlajut,” kata Achris.
Membaiknya sektor pariwisata, kata Achris, didorong oleh tranportasi. Salah satunya pembukaan penerbangan langsung oleh maskapai Air Asia. Terakhir, maskapai tersebut membuka penerbangan dengan rute Perth, Australia-Bandara Internasional Lombok.
Penerbangan perdana rute Perth-Lombok dilakukan pada 9 uni lalu. Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah yang ikut dalam penerbangan perdana itu mengatakan, rute baru itu diyakini akan berdampak positif bagi perkembangan pariwisata NTB.
Achris memaparkan, dari hasil survei yang mereka lakukan pada sektor pariwisata, dunia usaha merasakan perkembangan baik. Salah satunya di kawasan Senggigi yang masih menjadi ikon pariwisata Lombok.
“Teman-teman hotel di sana sudah bisa merasakan dampak yang lebih bagus. Misalnya mereka sudah mempekerjakan kembali karyawannya secara penuh (fulltime). Begitu juga untuk penyewaan kendaraan dan transportasi, merasakan peningkatan yang signifikan,” kata Achris.
Izal Ismail, Asisten Manajer Lotus Bayview Restaurant, salah satu restoran di Senggigi membenarkan kondisi itu. Menurut dia, kondisi pariwisata di Senggigi sudah semakin membaik. “Berapa persen peningkatannya memang tidak bisa saya sebutkan. Tetapi Juli kemarin sudah lumayan dibandingkan sebelum-sebelumnya. Semoga Agustus ini makin membaik,” kata Izal.
Achris menambahkan, keyakinan akan pertumbuhan ekonomi yang positif di triwulan II 2019 juga bisa dilihat dari optimisme konsumen dan dunia usaha. Hal itu diketahui berdasarkan hasil Survei Konsumen yang mereka lakukan. Survei itu adalah survei bulanan yang bertujuan untuk mengetahui keyakinan konsumen mengenai kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap kondisi perekonomian pada 6 bulan mendatang
Keyakinan konsumen pada triwulan II 2019, menurut Achris,terus tumbuh menguat. Hal ini tecermin dari Indek Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Juni 2019 sebesar 131,00 meningkat dibandingkan dengan Mei 2019 yang sebesar 119,75. IKK itu juga termasuk masih berada di level optimistis karena nilainya berada di atas seratus.
“Kondisi ini didorong Indek Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Juni 2019 yang tercatat sebesar 123,67 atau meningkat dibandingkan dengan Mei 2019 yang sebesar 113,83. Selain itu, Ekspektasi Konsumen (IEK) terhadap kondisi ekonomi yang lebih baik juga meningkat dari 125,67 pada Mei, menjadi 138,33 pada Juni lalu,” kata Achris.
Keyakinan konsumen akan meningkatnya kondisi perekonomian, kata Achris, juga didukung oleh kinerja dunia usaha. Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia pada triwulan II 2019, terjadi peningkatan kegiatan dunia usaha pada sektor pertanian, perdagangan besar dan eceran, serta transportasi dan pergudangan yang mencapai 54,17%. Jumlah itu meningkat dibandingkan triwulan I 2019 yang mencapai 18,35%.
“Secara umum, kinerja dunia usaha terus menunjukan perbaikan pascabencana gempa bumi seiring dengan perbaikan infrastrutur pada beberapa perusahaan. Kapasitas produksi mulai berjalan dengan normal,” kata Achris.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB Wahyu Ari Wibowo menambahkan, untuk mengakselarasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, perlu upaya mendorong sektor potensial di NTB seperti pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan. Pada PDRB NTB, sektor-sektor tersebut menyumbang total hingga hampir 25 persen. Selain itu, sektor-sektor tersebut menyerap tenaga kerja hingga 900.000 orang.
“Selain lapangan usaha pada sektor itu, dari sisi permintaan yang perlu dijaga juga adalah daya beli masyarakat karena share konsumsi rumah tangga pada PDRB sekitar 65 persen. Artinya, dalam menaikkan pertumbuhan ekonomi tidak lagi bisa menggunakan cara-cara biasa,” kata Wahyu.