Desa Peraih Penghargaan Bebas Api Kembali Terbakar
Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Riau yang merupakan salah satu desa peraih penghargaan Desa Bebas Api 2017, dari perusahaan bubur kertas dan kertas PT Riau Andalan Pulp and Paper, kembali terbakar sejak sepekan lalu. Sampai Sabtu (3/8/2019) siang, api diperkirakan sudah membakar lahan semak belukar dan kelapa sawit warga sekitar 100 hektar.
Oleh
SYAHNAN RANGKUTI
·3 menit baca
PANGKALAN KERINCI, KOMPAS - Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Riau yang merupakan salah satu desa peraih penghargaan Desa Bebas Api 2017, dari perusahaan bubur kertas dan kertas PT Riau Andalan Pulp and Paper, kembali terbakar sejak sepekan lalu. Sampai Sabtu (3/8/2019) siang, api diperkirakan sudah membakar lahan semak belukar dan kelapa sawit warga sekitar 100 hektar.
Pantauan Kompas pada Jumat (2/8/2019) petang dan Sabtu siang, kebakaran lahan masih belum dapat dikendalikan. Padahal, ratusan petugas pemadam dari TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pelalawan dan tenaga pemadam PT RAPP dengan belasan pompa air telah dikerahkan. Selain itu dua alat berat pun telah membantu proses penyekatan lahan yang terbakar serta membuat embung air di lokasi kebakaran.
Kondisi cuaca sangat terik dan sudah hampir sebulan tidak turun hujan. Asap tebal di lokasi kebakaran sangat menyulitkan petugas yang mencoba memadamkan api. Sampai kemarin, belum ada bantuan pemadaman dari udara.
Kami meminta bantuan PT RAPP mendatangkan alat berat untuk menggali embung dan menyekat kebakaran. Memang api masih belum padam, namun sudah lebih gampang dikendalikan
Lahan yang terbakar berada sekitar 1.000 meter dari jalan poros desa. Awalnya api melahap semak belukar di bagian belakang dan kemudian menjalar ke bagian depan yang sudah ditanami kelapa sawit berumur 4 tahun.
Pada Jumat sore, di sekeliling lokasi kebakaran telah dibuat parit dangkal pembatas api dengan menggunakan alat berat. Namun setelah ditinggal semalam, pada Sabtu pagi, api sudah meloncat menyeberangi sekat batas dan menimbulkan kobaran baru di seberang.
Sedang berjibaku
Saat memasuki lahan yang terbakar hari Sabtu, Kompas bertemu dengan tim TNI dan tiga regu pemadam PT RAPP yang sedang berjibaku memadamkan api. Satu regu TNI dari Batalion Arhanud 13 Pekanbaru, ternyata baru datang pada Jumat malam dan langsung bergabung dengan rekannya yang sudah bekerja selama tiga hari.
Komandan Komando Distrik Militer Kampar, Letnan Kolonel (Inf) Aidil Amin yang ditemui di lokasi mengatakan, pihaknya memang menambah anggota TNI untuk membantu pemadaman di Pelalawan, termasuk Desa Sering. Penambahan personel dimaksudkan untuk mempercepat proses pemadaman.
Menurut Kepala BPBD Pelalawan, Hadi Penandio pemadaman kebakaran di Desa Sering sangat sulit dilakukan. Sumber air di lokasi kebakaran berjarak cukup jauh dari kanal di pinggir jalan desa. Sementara itu, embung yang berada di dalam lokasi kebakaran sudah kering.
“Kami meminta bantuan PT RAPP mendatangkan alat berat untuk menggali embung dan menyekat kebakaran. Memang api masih belum padam, namun sudah lebih gampang dikendalikan," kata Hadi.
Manager Program Desa Bebas Api PT RAPP, Sailal Arimi yang ditemui di lapangan mengatakan, Desa Sering ikut program desa bebas api yang digagas perusahaannya sejak 2015. Tahun awal program itu, masih terdapat kebakaran yang cukup besar. Setahun kemudian, pada 2016, kebakaran menjadi lebih kecil, sehingga Desa Sering mendapat penghargaan bantuan pembangunan desa sebesar Rp 50 juta.
“Tahun 2017 Desa Sering sudah berhasil 100 persen bebas api, sehingga kami memberi penghargaan bantuan pembangunan Rp 100 juta. Pada 2018, kami tidak lagi mengikutkan desa itu dalam program, karena kami menganggap warganya sudah mampu mandiri. Kami sungguh tidak menyangka pada 2019, desa yang pernah bebas api ini kembali terbakar,” kata Sailal.
Secara terpisah, Camat Pelalawan Joko Purnomo menyayangkan areal Desa Sering kembali terbakar. Ia juga tidak menyangka desa yang sempat mendapat penghargaan bebas api justru kembali terbakar.
“Saya tidak tahu mau berkata apa. Memang ada persoalan di desa ini. Semestinya setelah mendapat penghargaan, api tidak ada lagi. Namun ternyata tidak. Saya belum dapat meminta pertanggungjawaban kepala desa, karena baru dilantik belum sebulan,” kata Joko.