Gempa Picu Dua Orang Meninggal dan Rusak Puluhan Rumah di Jabar
Gempa bermagnitudo 6,9 yang terjadi di 164 kilometer barat daya Pandeglang, Banten, Jumat (2/8/2019) malam, menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan di Jawa Barat. Dua orang meninggal di Kabupaten Sukabumi, sementara puluhan rumah di sejumlah kabupaten/kota rusak.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Gempa bermagnitudo 6,9 yang terjadi di 164 kilometer barat daya Pandeglang, Banten, Jumat (2/8/2019) malam, memicu korban jiwa dan merusak bangunan di Jawa Barat. Dua orang meninggal di Kabupaten Sukabumi, sementara puluhan rumah di sejumlah kabupaten/kota rusak.
Kedua korban jiwa itu adalah H Ajay (58), warga Kampung Tugu, Desa Cikahuripan, Cisolok, dan Ruyani (35), warga Desa Mekarmukti, Waluran. Ajay meninggal setelah terpeleset saat mengungsi ke rumah kerabatnya. Sementara Ruyani terkena serangan jantung.
Berdasarkan data dari Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Asep Suherman, 71 rumah rusak akibat gempa tersebut. Rinciannya, 6 rumah rusak berat, 22 rumah rusak sedang, dan 43 rumah rusak ringan.
Kerusakan rumah tersebar di 26 kecamatan. ”Data dampak gempa akan diperbarui jika ada laporan tambahan,” ujar Asep, Sabtu.
Gempa juga menyebabkan sejumlah rumah di Kabupaten Cianjur rusak. Sekretaris BPBD Cianjur Sugeng Supriyanto mengatakan, hingga Sabtu sore, setidaknya tiga rumah di Kecamatan Agrabinta, Cibeber, dan Kecamatan Pasirkuda mengalami rusak sedang. Belum ada laporan korban jiwa di daerah itu.
”Tim di lapangan masih memantau dampak kerusakan dan korban akibat gempa,” ujarnya.
Di Kabupaten Bandung Barat, gempa menyebabkan setidaknya enam rumah rusak di Kecamatan Cipatat, Cililin, dan Cipeundeuy. Bahkan, menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bandung Barat Agus Rudianto, satu rumah di Desa Sirnagalih, Cipeundeuy, ambruk.
Gempa yang terjadi Jumat pukul 19.03 itu dirasakan warga di beberapa daerah di Jabar. Akibatnya, banyak warga keluar dari rumah dan gedung menuju tempat lebih aman.
Di Kota Bandung, Sunaryo (36), petugas keamanan gedung, mengatakan, gempa terasa cukup kuat selama sekitar 8 detik. ”Saya langsung keluar pos. Ternyata orang-orang dari gedung sebelah juga berhamburan keluar,” ujarnya.
Gempa juga dirasakan warga di Garut, Tasikmalaya, dan Pangandaran. Bahkan, sejumlah warga mengungsi ke tempat lebih tinggi. Sebab, gempa memunculkan peringatan bahaya tsunami. Namun, tsunami tidak terjadi dan peringatannya diakhiri pada pukul 21.35.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Daryono menyebutkan, dengan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrumnya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia.