Komoditas teh asal Jawa Barat masih berpotensi di dunia. Salah satu kuncinya, produsen teh perlu meningkatkan promosi untuk memperkenalkan produknya.
Oleh
Samuel Oktora
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Komoditas teh asal Jawa Barat masih berpotensi dipasarkan di mancanegara. Salah satu kuncinya, produsen teh perlu meningkatkan promosi dan inovasi saat memperkenalkan produknya.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan Jabar, luas areal perkebunan teh Jabar mencapai 92.816 hektar hektar. Jumlah itu setara dengan 77,64 persen dari luas areal perkebunan teh nasional. Dengan lahan sebesar itu, total produksinya mencapai 41.000 ton pada tahun 2018 atau 78 persen dari jumlah produksi dan ekspor teh nasional.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menekankan pentingnya hal ini dalam acara Festival Teh Bandung ke-16 tahun 2019 di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (2/8/2019). Dalam kesempatan ini dipamerkan produk teh dari 14 kota dan kabupaten di Jabar.
Hadir juga kelompok tani, asosiasi teh, gabungan pengusaha perkebunan, serta perusahaan teh di Jabar. Berlangsung hingga Sabtu (3/8/2019), dalam acara ini juga akan digelar lokakarya memasak produk teh hingga cara meracik minuman teh.
Kamil mengatakan, strategi pemasaran yang tepat sangat diperlukan. Saat ini, tingkat konsumsi teh orang Indonesia masih relatif rendah, rata-rata 300 gram per orang per tahun. Sementara tingkat konsumsi teh dunia rata-rata 700 gram per orang per tahun.
”Konsumsi teh masyarakat Indonesia belum maksimal. Ini perlu dipopulerkan budaya minum teh supaya menjadi trendi, menjadi gaya hidup, terutama di kalangan milenial. Kalangan industri teh perlu berkolaborasi bersama-sama dengan merekrut konsultan pemasaran,” kata Kamil.
Upaya itu sudah ia lakukan saat menyambangi Inggris pada 23 Juli 2019. Inggris dikenal dunia sebagai negeri para peminum teh. Di sana, Kamil mengunjungi salah satu produsen teh Inggris, Finlays.
Salah satu produk yang ia promosikan adalah milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII, salah satunya teh putih. Harganya 60 dollar AS atau Rp 800.000 per kilogram. Namun, ia mengatakan, teh premium Jabar belum bisa sepenuhnya diterima masyarakat Eropa. Salah satunya dipicu kebiasaan masyarakat Inggris mengonsumsi teh dicampur susu.
”Inilah pentingnya memasarkan teh ke luar negeri. Perlu memperhatikan selera, cara, dan budaya masyarakat di suatu negara. Teh dari Indonesia dinilai kurang cocok dicampur susu. Oleh karena itu, perlu riset, sekaligus menjadi pekerjaan rumah bagi produsen teh Indonesia,” ucapnya.
Teh dari Indonesia dinilai kurang cocok dicampur susu. Oleh karena itu, perlu riset, sekaligus menjadi pekerjaan rumah bagi produsen teh Indonesia.
Executive Secretary Asosiasi Teh Indonesia Atik Dharmadi berpendapat, dari sisi pasar teh nasional, pelajar merupakan segmen potensial untuk dibidik industri teh. Dengan demikian, promosi dan sosialisasi perlu dilakukan ke sekolah-sekolah.
”Di Jepang, budaya minum teh sudah diperkenalkan sejak dini. Teh, selain juga bermanfaat untuk aspek kesehatan, juga ramah lingkungan,” ujar Atik.
Senior Vice President Marketing Logistic Commodities Perkebunan Nusantara Arif Budiman menyinggung, salah satu tantangan bagi industri teh nasional adalah banyaknya teh impor. ”Kondisi ini tentunya memberikan tekanan bagi produsen teh lokal. Apalagi, budaya minum teh juga belum kuat,” kata Arif.
Direktur Hubungan Internasional Dewan Teh Indonesia Cathalia Randing berpendapat, PTPN VIII yang memiliki produk teh Walini dapat fokus pada pemasaran dengan memanfaatkan jaringan BUMN, pemerintahan, ataupun masyarakat.
”Pengembangan merek teh nasional juga perlu melibatkan perusahaan teh yang membeli teh di perkebunan negara,” ucap Cathalia.
Kepala Dinas Perkebunan Jabar Dody Firman Nugraha mengatakan, festival ini diharapkan menjadi ajang promosi yang sangat efektif. Festival diikuti sejumlah pemangku kepentingan, antara lain sentra penghasil teh di Jabar.
”Ajang ini juga dapat menjadi momentum yang baik dalam menyusun strategi pengembangan agrobisnis teh masa datang serta mengembalikan citra kejayaan teh Jabar ataupun di dunia,” ujar Dody. Ia juga mendorong jajaran pemerintah kabupaten untuk dapat menggelar festival teh secara rutin tiap tahun di wilayahnya.