Aktivitas Gunung Tangkuban Parahu naik menjadi level Waspada. Pengunjung disarankan mengenakan masker guna mengantisipasi semburan abu dan gas di kawasan gunung.
BANDUNG, KOMPAS Status Gunung Tangkuban Parahu di Jawa Barat dinaikkan dari level I (Normal) menjadi level II (Waspada), Jumat (2/8/2019). Radius ancaman semula 500 meter, diperluas menjadi 1,5 kilometer. Warga dan pengunjung diminta mewaspadai hujan abu akibat aktivitas vulkanik gunung setinggi 2.084 meter itu.
Peningkatan status itu akibat erupsi berlanjut Kawah Ratu sejak Kamis (1/8) malam hingga Jumat. Kamis pukul 20.46, erupsi melontarkan abu 180 meter dari dasar kawah atau 2.284 meter di atas permukaan laut. Kolom abu kelabu condong ke utara dan timur laut. Erupsi susulan terus terjadi hingga Jumat pagi dengan ketinggian abu 20-200 meter dari kawah. Warga dan pengunjung masih berwisata di luar radius 1,5 km dari kawah.
”Belum ada potensi ancaman lebih besar. Ancaman yang perlu diwaspadai adalah hujan abu dan embusan gas vulkanik di sekitar Kawah Ratu. Disarankan menyiapkan masker, mengantisipasi hujan abu yang terbawa angin,” ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kasbani, kemarin.
Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu terjadi Juli 2019. Erupsi terjadi pada Jumat (26/7) dengan lontaran abu setinggi 200 meter dari kawah. Akibatnya, Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu ditutup dan dibuka kembali pada Kamis pagi.
Kasbani mengatakan, sejak 1829, Tangkuban Parahu mengalami 13 kali kelompok erupsi dengan tipe freatik. Tipe ini berupa pelepasan gas, uap air, lontaran lumpur, dan abu.
”Kami terus memantau aktivitas vulkanik. Jika terjadi peningkatan atau penurunan, statusnya memungkinkan dievaluasi,” ujarnya. Secara nasional, 21 gunung api di Indonesia berstatus di atas normal. Empat gunung berstatus level III (Siaga) dan 17 Waspada.
Masih tremor
Pengamat gunung api dari Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu, Ilham Mardikayanta, menyatakan, perubahan tremor akan terus dievaluasi. Dari pantauan seismograf, Jumat siang, amplitudo tremor pada 15-20 milimeter.
Angka itu menunjukkan getaran berkurang jika dibandingkan saat erupsi, yaitu di angka 50 milimeter. Meski berkurang, kata Ilham, tremor menandakan masih erupsi di kawah. Sejak statusnya dinaikkan jadi Waspada, Kamis pukul 08.00, portal TWA Gunung Tangkuban Parahu dijaga ketat. Pengelola melarang pengunjung mendekati Kawah Ratu.
Akibatnya, sejumlah pengunjung mengalihkan tujuan wisata. ”Penasaran ingin lihat kawah Gunung Tangkuban Parahu. Namun, karena tidak bisa, cari wisata lain. Mau berendam dulu ke Ciater, Subang,” ujar Andri (32), pengunjung asal Bogor, bersama istri dan anaknya.
Akan tetapi, TWA Gunung Tangkuban Parahu tetap dibuka bagi pengunjung dengan pembatasan area. Menurut Direktur Operasional PT Graha Rani Putra Persada sebagai pengelola TWA, Ruslan Kaban, kawasan wisata hanya tutup sesuai arahan petugas pada radius 1,5 km.
Seiring peningkatan aktivitas dan status gunung, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta pengelola pariwisata menaati rekomendasi PVMBG. (SEM/RTG/TAM)