Trump Klaim Ambil Langkah Tepat Terkait Perang Dagang
Presiden AS Donald Trump, Sabtu (3/8/2019), mengklaim telah mengambil langkah tepat menyikapi perang dagang AS-China. Klaim muncul setelah ia memberlakukan kenaikan tarif impor atas produk China senilai 300 miliar dollar AS, pekan lalu.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
WASHINGTON, MINGGU — Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Sabtu (3/8/2019), mengklaim telah mengambil langkah tepat dalam menyikapi perang dagang AS-China. Klaim muncul setelah ia secara mendadak memberlakukan kenaikan tarif impor atas produk China senilai 300 miliar dollar AS, pekan lalu.
Trump menuturkan, kebijakan yang diambilnya akan membuat China membayar puluhan miliar dollar kepada AS. Hal ini karena adanya pelemahan mata uang yen dan penambahan uang tunai untuk menjaga sistem keuangan China tetap berjalan.
Selain itu, Trump juga mengatakan, pengenaan tarif impor juga tidak berdampak negatif terhadap kondisi dalam negeri AS. ”Sejauh ini, konsumen kami tidak membayar apa pun, dan tidak ada inflasi. Tidak ada bantuan dari The Fed!” kicau Trump melalui Twitter, Sabtu.
Washington selama ini menginginkan agar pengenaan tarif impor akan mendorong produksi dalam negeri karena impor menjadi mahal. Ancaman pemberlakuan tarif impor baru juga sebelumnya diharapkan dapat membuat eksportir China akan mengurangi harga komoditas.
Kenaikan tarif impor akan ditanggung konsumen AS ketika membeli barang tersebut.
Setelah memberlakukan kenaikan tarif impor, Trump kerap berargumen bahwa kenaikan itu akan ditanggung China. Namun, China tidak kunjung memotong harga untuk mengakomodasi kenaikan tarif. Beberapa pengamat mengatakan, kenaikan tarif impor akan ditanggung perantara importir barang dari AS.
Pada akhirnya, kata pengamat, kenaikan tarif impor akan ditanggung konsumen AS ketika membeli barang tersebut. Analisis itu didukung oleh sebuah kajian yang diluncurkan Biro Ekonomi Nasional pada Maret 2019 bahwa kenaikan tarif impor yang terjadi pada 2018 ditanggung oleh konsumen AS.
Klaim bahwa AS akan diuntungkan oleh kenaikan tarif impor tersebut disampaikan Trump setelah ia mengumumkan pengenaan tarif impor baru atas produk China senilai 300 miliar dollar AS pada Kamis (1/8/2019). Kenaikan tarif impor ini dapat mencapai 10 persen dan berlaku pada 1 September 2019.
Kenaikan tarif tersebut akan membuat total nilai perdagangan antara kedua negara sebesar 660 miliar dollar AS terkena tarif impor. Trump menambahkan, China harus bekerja keras untuk mengubah keadaan negosiasi dengan AS.
”Pemberlakuan kenaikan tarif tentu saja bukan merupakan cara yang konstruktif untuk menyelesaikan perdebatan mengenai ekonomi dan perdagangan. Itu bukan merupakan cara yang tepat,” kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyikapi keputusan tersebut.
Keputusan untuk menaikkan tarif impor itu dilakukan sehari setelah pejabat AS dan China bernegosiasi untuk membahas kelanjutan perjanjian perdagangan antara kedua negara di Shanghai, China. Negosiasi untuk menghentikan perang dagang antara kedua pihak sempat terputus pada Mei 2019.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping kemudian sepakat melanjutkan negosiasi dalam pertemuan G-20 di Osaka, Jepang, pada Juni 2019. Dengan demikian, pengumuman kenaikan tarif secara efektif menghentikan ”gencatan senjata” antara AS-China yang berlangsung sekitar satu bulan.
Pejabat AS dan China dijadwalkan akan kembali bernegosiasi di Washington pada September 2019. Dengan demikian, pertemuan akan berlangsung setelah pengenaan tarif impor baru oleh AS telah berlaku.
Membalas
China mengancam akan membalas kebijakan tersebut pada Jumat (2/8/2019). Selama satu tahun terakhir, China telah memberlakukan kenaikan impor terhadap produk AS senilai 110 miliar dollar AS.
Jika AS ingin bicara, kami akan bicara. Jika AS ingin melawan, kami akan melawan.
Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun menyampaikan, Beijing akan mengambil langkah pembalasan yang diperlukan untuk melindungi hak-haknya. ”Posisi China sangat jelas bahwa jika AS ingin bicara, kami akan bicara. Jika AS ingin melawan, kami akan melawan,” ujarnya.
Selama ini, Beijing menahan diri untuk memberlakukan tarif impor atas produk AS, seperti minyak mentah dan pesawat terbang. Sejumlah produk AS yang telah dikenai tarif impor adalah produk agrikultur, peternakan, dan manufaktur.
Para pengamat memperkirakan, langkah pembalasan China dapat berupa kenaikan tarif impor, larangan ekspor material penting untuk peralatan militer dan elektronik, serta sanksi terhadap perusahaan AS yang berada di China.
”China akan membalas secara metodis dan sengaja. Kami yakin strategi China adalah memperlambat negosiasi dan membalas setiap serangan. Proses pembalasan dapat berlanjut hingga pemilihan presiden AS pada November 2020,” kata pengamat ekonomi ING, Iris Pang.
Adapun keputusan Trump untuk memberlakukan tarif impor pada 1 September 2019 memengaruhi pasar saham global, pekan lalu. Para ekonom memperingatkan, memanasnya perang dagang antara kedua negara dapat semakin memperlambat perekonomian global yang terjadi di China dan Eropa saat ini. (REUTER/AFP)