Abraham Samad: Pilih Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas
Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi 2019-2023 akan kembali mengumumkan hasil uji psikologi yang diikuti oleh 104 kandidat pada Senin (5/8/2019). Para mantan komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi menilai, hasil uji psikologi penting untuk menentukan integritas kandidat.
Oleh
Sharon Patricia
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi 2019-2023 akan kembali mengumumkan hasil uji psikologi yang diikuti oleh 104 kandidat pada Senin (5/8/2019). Para mantan komisioner KPK menilai, hasil uji psikologi penting untuk menentukan karakter dan integritas kandidat.
”Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK) kali ini harus benar-benar jujur dan obyektif dalam meloloskan capim KPK dari hasil uji psikologi,” kata Abraham Samad, Ketua KPK periode 2011-2015, melalui keterangan pers yang diterima Kompas.
Menurut Abraham, hasil uji psikologi menjadi tahap penting sebab pada tahapan itu, Pansel Capim KPK sudah dapat menilai capim KPK mana yang memenuhi standar karakter yang tepat untuk menjadi pimpinan KPK. Hasil uji psikologi ini dapat menggambarkan tentang karakter seseorang atau integritas seseorang.
Dia pun menegaskan bahwa hal ini penting untuk disikapi secara serius agar Pansel Capim KPK tidak salah meloloskan kandidat. Jangan sampai kandidat yang diloloskan adalah orang-orang yang tidak berintegritas kuat untuk memimpin KPK atau kandidat yang masuk dalam kategori sebagai pencari kerja saja, yaitu para pensiunan yang sudah selesai pekerjaannya sebagai aparatur negara.
”Kalau ini terjadi, maka dapat menjadi ancaman serius terhadap perjuangan pemberantasan korupsi. Pada akhirnya dapat melemahkan dan merontokkan KPK itu sendiri dan berakibat pada lumpuhnya agenda pemberantasan korupsi di Indonesia,” ujar Abraham.
Senada dengan itu, Ketua KPK Periode 2010-2011 Busyro Muqoddas menyampaikan bahwa dalam meloloskan para kandidat, capim KPK harus mempertimbangkan dan memastikan orang-orang tersebut memiliki moralitas tinggi. Hal ini dibuktikan melalui rekam jejak profesi di tempat kerja, serta kehidupan sosial baik di keluarga, lingkungan rumah, maupun lingkungan masyarakat.
”Pansel juga perlu mempertimbangkan bahwa capim KPK memiliki latar belakang aktivis sebagai penggiat antikorupsi. Selain itu, capim KPK harus memiliki kemampuan pengalaman matang terkait penegakan hukum pemberantasan korupsi dan berwatak independen atau tidak berafiliasi dengan partai politik dan dunia bisnis,” tutur Busyro.
[caption id="attachment_10633070" align="alignnone" width="720"] Mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas memberikan keterangan seusai menghadiri acara di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Kamis (18/7/2019).[/caption]
Dengan meloloskan kandidat yang berintegritas, Busyro meyakini akan didapatkan para unsur pimpinan KPK dengan kemampuan loyalitas tinggi pada nilai-nilai KPK. Termasuk memiliki sifat integratif dengan pegawai KPK dan elemen masyarakat sipil.
Sejauh ini, para capim KPK sudah melalui tiga tahap seleksi. Pada saat pendaftaran, ada 376 orang yang menyerahkan berkas pendaftaran. Setelah melalui proses seleksi administrasi, ada 192 orang yang lolos. Mereka kemudian mengikuti uji kompetensi dan didapatkan 104 kandidat.
Setelah ini, para kandidat pun masih akan melalui sejumlah tahap seleksi sebelum akhirnya mencapai 10 nama yang diserahkan kepada Presiden Joko Widodo. Tahap seleksi terdekat, yaitu penilaian profil para capim KPK yang akan diadakan pada Kamis (8/8).