Manchester City menjaga dominasinya di Inggris dengan menyabet trofi Community Shield. Usia membekap rival terberatnya, Liverpool, City lebih diunggulkan menjadi juara Liga Inggris musim ini.
Oleh
Yulvianus Harjono
·3 menit baca
LONDON, MINGGU - Di bawah asuhan manajer Pep Guardiola, Manchester City belum kehilangan ambisi meraih trofi. Raihan trofi Community Shield seusai membekap Liverpool lewat adu penalti di Stadion Wembley, Minggu (4/8/2019) menegaskan dominasi “The Citizens” dua musim terakhir.
Lima belas tahun terakhir, Community Shield tidak lebih dari laga seremonial untuk membuka musim baru Liga Inggris. Tahun ini, duel itu terasa lebih panas dan ”naik kelas” berkat partisipasi City dan Liverpool—dua tim terbaik di Liga Inggris musim lalu.
Tak heran, pelanggaran, tekel keras, protes, dan kartu kuning bertebaran di laga yang dipenuhi pendukung kedua tim itu. Tingginya tensi laga itu bahkan membuat Guardiola, yang mengenakan kaus oblong untuk melawan cuaca panas, mendapatkan teguran keras berupa kartu kuning dari wasit ternama Inggris Martin Atkinson.
Guardiola, yang nyaris tidak bisa duduk manis di bangku timnya, ditegur karena memprotes putusan wasit yang membiarkan tekel keras bek Liverpool Joe Gomez pada gelandang serang City, David Silva, di babak pertama. Guardiola pun tercatat sebagai manajer pertama yang mendapat kartu kuning di Community Shield sejak 111 tahun silam.
Pada laga yang menjadi debut teknologi video wasit (VAR) itu, City tampil lebih baik dari Liverpool—yang menurunkan skuad utamanya minus penyerang sayap Sadio Mane. City, yang menyapu bersih tiga gelar domestik Inggris musim lalu, unggul berkat gol Raheem Sterling. Pemain yang biasanya berperan sebagai penyerang sayap itu dimainkan sebagai striker City pada laga itu.
Namun, Liverpool mampu bangkit dan memperbaiki penampilannya pada babak kedua. Mereka berkali-kali mengancam pertahanan City. Tiga peluang nyaris berujung gol, termasuk tendangan striker Mohamed Salah, dan bek Virgil van Dijk yang mengenai tiang gawang. Liverpool akhirnya menyamai kedudukan lewat gol Joel Matip di menit ke-77.
Laga pun berlanjut ke adu penalti. Pada babak penentuan itu, kiper kedua City, Claudio Bravo, menggagalkan satu tendangan penalti ”The Reds”. Adapun kiper nomor satu Liverpool, Alisson Becker, tidak berhasil mengagalkan penalti City. The Citizens menang 5-4 dan menyabet Community Shield keenam sepanjang sejarah.
City pun menegaskan hegemoninya dengan menyapu lima trofi terakhir di Inggris, termasuk dua trofi Community Shield pada 2018 dan 2019.
Nyaris berimbang
Secara umum, penampilan kedua favorit juara Liga Inggris itu nyaris berimbang. Namun, Stan Collymore, mantan pemain Liverpool, menilai City lebih dijagokan menjadi juara musim 2019-2020 yang dimulai akhir pekan ini. City dinilai lebih siap menjadi juara ketiga kalinya beruntun. Prestasi itu terakhir kali dicatat Manchester United, pada musim 2006-2007 hingga 2008-2009.
“Agar Liverpool menjadi juara, City harus kehilangan banyak poin di musim baru ini. Namun, itu sulit terjadi. City memang kehilangan bek Vincent Kompany. Namun, mereka mendapatkan amunisi baru di lini tengah dengan kehadiran Rodri (dari Atletico Madrid). Selain itu, Phil Foden (gelandang muda City) bakal kian matang,” ujar Collymore seperti dikutip Metro.co.uk.
Diakui Manajer Liverpool Juergen Klopp, City lebih difavoritkan menjadi juara. ”Mereka jelas favorit juara. Bagaimana mungkin kami yang favorit? Mereka (City) menjuarai liga ini dua musim beruntun. Itu salah satu alasannya. Adapun kami baru berada di level mereka setahun (musim lalu). Kami harus kembali membuktikan diri bisa berada satu level dengan mereka di musim ini,” ujar Klopp. (AFP/JON)