Kebersihan dan Ketersediaan Toilet di Lombok Masih jadi Pekerjaan Rumah
Penanganan kebersihan dan ketersediaan toilet di destinasi wisata masih menjadi pekerjaan rumah bagi kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Penanganan kebersihan dan ketersediaan toilet di destinasi wisata masih menjadi pekerjaan rumah bagi kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat. Padahal, dalam waktu dekat Lombok menjadi tuan rumah acara internasional, yakni simposium dan field trip Asia Pacific Geopark Network (APGN) VI.
APGN VI berlangsung 29 Agustus-6 September 2019 di Lombok. Menurut Budi Karyawan, Manajer Trekking Geopark Rinjani, dalam APGN digelar simposium, Geoexpo, dan Geofair. Simposium itu mempresentasikan pemanfaatan sumber daya alam geopark bagi lingkungan, ekonomi, budaya, produk-pariwisata, dan substitusi plastik dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam geopark.
Meliawati, Koordinator Pendamping Komite Ilmiah, Abstrak, dan Presentasi Sekretariat APGN VI, Senin (5/8/2019), di Mataram, Lombok, mengatakan, pekerjaan rumah saat ini adalah menjaga kebersihan di jalur yang akan dilalui peserta yang akan dikunjungi dalam acara field trip.
Catatan Kompas, dalam pertemuan Rabu (24/7/2019) yang dihadiri Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota se-Lombok di Kantor Bappeda NTB, Mataram, disinggung pula penanganan kebersihan dan fasilitas toilet. Hal itu penting karena memengaruhi baik-buruknya citra NTB. Di jalan lingkar selatan Kota Mataram, misalnya, sering terlihat bangkai hewan membusuk dan kotoran kuda yang berceceran di jalan aspal.
Para peserta APGN dijadwalkan mengunjungi obyek wisata air terjun Sendang Gile, Desa Senaru, Lombok Utara. Namun, menurut Sumatim, pemilik penginapan di Desa Senaru, hanya tersedia satu toilet umum di area parkir mobil antar-jemput wisatawan pergi-pulang mendaki Gunung Rinjani. ”Satu toilet untuk ratusan orang jelas tidak cukup. Toilet apa sudah representatif?” ucapnya.
Satu toilet untuk ratusan orang jelas tidak cukup. Toilet apa sudah representatif?
Di Desa Sembalun Lawang, Lombok Timur, tersedia toilet di tempat istirahat dan mushala, tetapi belum tersedia bak sampah di titik yang akan disinggahi peserta. ”Beberapa kali pertemuan kami minta toilet tenda portabel, tetapi belum ada respons konkret,” tutur Hijazi Nuh, anggota Satuan Tugas Rinjani Bersih.
Simposium APGN VI akan dihadiri sekitar 800 peserta dan 19 geopark di Indonesia. Peserta yang terdaftar saat ini berasal dari Malaysia, Thailand, China, Jepang, Korea, Rusia, Australia, Selandia Baru, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Inggris, Nigeria, Vietnam, Iran, dan India. Sedangkan karya tulis yang terkumpul berjumlah 211 makalah yang diterima panitia di Mataram.