MOSKWA, KOMPAS — Produk kopi dan teh dari Indonesia diminati konsumen Rusia. Dalam Festival Indonesia yang digelar di Moskwa, Rusia, 2-4 Agustus 2019, sejumlah produsen kopi dan teh mendapat tawaran untuk mengekspor produk mereka ke Rusia.
Festival yang diselenggarakan Kedutaan Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus ini merupakan ajang promosi dagang, investasi, pariwisata, serta kebudayaan Indonesia. Festival ini menampilkan pameran berbagai produk Indonesia, di antaranya kopi, pakaian, aksesori, kuliner dan kerajinan nusantara, serta pergelaran seni.
Tarmudi, pemilik usaha Kopi Giras dari Jawa Timur, mengaku mendapat dua pembeli dalam festival ini. ”Satu pembeli meminta dikirim 3-4 kontainer per bulan atau sekitar 90 ton per bulan. Satu lagi untuk suplai ke kafe kopi,” kata Tarmudi di sela-sela festival.
Tarmudi, yang baru kali ini mengikuti Festival Indonesia di Moskwa, berencana membuka pasar ke Rusia. Kopi produksinya jenis robusta dengan produksi sekitar lima ton per bulan. Saat ini, kopi produksinya sudah masuk ke pasar ASEAN.
Tarmudi, yang baru kali ini mengikuti Festival Indonesia di Moskwa, berencana membuka pasar ke Rusia.
Selama festival, Tarmudi menjual biji kopi kemasan 500 gram seharga 400 rubel atau sekitar Rp 90.000 dan kemasan 100 gram seharga 100 rubel atau Rp 22.500 per kemasan.
”Ini harga yang sangat murah,” kata Alex, warga Moskwa, yang mampir ke stan Tarmudi.
Peserta lain, Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan di Takengon, Aceh, juga menyasar Rusia untuk memasarkan kopi arabika produksi 4.440 petani anggotanya di lahan seluas 5.574 hektar. Kopi produksi koperasi ini telah diekspor ke sejumlah negara di Eropa dan Asia Tenggara.
”Ada tiga pembeli yang prospektif, dua sudah menyepakati, satu pembeli minta dikirim 60 ton per tiga bulan, dan satu lagi minta dikirim dalam kemasan saset 100 gram untuk disuplai ke hotel,” kata Iwannitosa Putra, pegawai dari bagian pemasaran Koperasi Baitul Qiradh Baburrayan.
Sebagaimana stan Tarmusi, stan kopi Aceh juga diminati pengunjung. Mereka datang baik untuk mencicip kopi maupun untuk membeli biji kopi yang ditawarkan stan-stan lainnya yang menyediakan dan menjual kopi pun selalu ramai pengunjung.
”Banyak yang ke sini untuk mencoba dan membeli kopi yang kami tawarkan. Kami membawa kopi dari Flores. Kami sedang menjajaki pasar Rusia, waktu business forum (Forum Bisnis Indonesia-Rusia) kami mendapat empat buyer potensial, semoga nanti bisa deal,” kata Darmono, peserta Festival Indonesia.
Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus Muhamad Wahid Supriyadi menyampaikan, sejumlah produsen kopi dari Indonesia diundang untuk mengikuti Festival Indonesia di Moskwa. ”Sudah ada kopi dalam kemasan saset yang masuk ke supermarket (di Rusia). Saya berharap lebih banyak lagi kopi yang berkualitas dari Indonesia yang masuk ke Rusia," kata Supriyadi.
Selain kopi, kata Supriyadi, sejumlah komoditas perkebunan dari Indonesia juga diminati pasar Rusia. ”Dalam Forum Bisnis Indonesia-Rusia yang mengawali Festival Indonesia, ada nota kesepahaman untuk investasi pengolahan singkong menjadi tepung tapioka senilai 1,1 miliar dollar AS. Mangga arumanis juga diminati, sudah sepakat untuk pengiriman ke Rusia sebanyak 6 ton,” kata Supriyadi.
Wakil Menteri Perdagangan dan Industri Rusia Alexey V Gruzdev dalam sambutannya mengatakan, Indonesia merupakan partner bisnis Rusia sejak zaman dahulu, kerja sama ini, antara lain, di bidang infrastruktur perdagangan, energi, ekonomi digital, dan pariwisata. Bisnis Forum dan Festival Indonesia diharapkan akan meningkatkan kerja sama ekonomi Indonesia Rusia.
Total perdagangan Indonesia-Rusia pada 2018 mencapai 2,58 miliar dollar AS. Pada 2017 sebesar 3,24 miliar dollar AS dan pada 2016 sebesar 2,61 dollar AS. Targetnya adalah 5 miliar dollar AS per tahun.