Industri tekstil di Jawa Barat merugi akibat pemadaman listrik PLN, Minggu (4/8/2019). Hingga Senin (5/8) malam, aliran listrik belum normal. Pengusaha berharap diberi tahu jadwal pemadaman untuk mengurangi kerugian akibat pemadaman bergilir.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Industri tekstil di Jawa Barat merugi akibat pemadaman listrik PLN, Minggu (4/8/2019). Hingga Senin (5/8) malam, aliran listrik belum normal. Pengusaha berharap diberi tahu jadwal pemadaman untuk mengurangi kerugian akibat pemadaman bergilir.
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jabar Jusak Sulaiman, mengatakan, pemadaman listrik membuat proses produksi, seperti pemintalan benang, pencelupan pewarnaan, dan pencetakan, terganggu. Pemadaman, Minggu, diperkirakan membuat sejumlah pabrik di Jabar merugi hingga puluhan miliar.
“Listrik belum normal. Jika diberlakukan pemadaman bergilir, mohon dunia usaha diberitahu. Ini diperlukan dalam menjadwalkan proses produksi sehingga kerugian bisa dikurangi,” ujar Jusak di Bandung, Senin.
Jusak mengatakan, saat pemadaman, proses produksi di beberapa pabrik tidak tuntas. Hal ini membuat prosesnya harus diulang. Imbasnya, ongkos produksi pun bertambah. Selain itu, kualitas produk juga menurun. Dalam industri pencelupan, misalnya, warnanya akan belang karena pencelupannya tidak tuntas dalam waktu bersamaan.
“Hasil produksinya berisiko menjadi BS (barang sortiran). Harganya pun bisa turun 20-30 persen,” ucapnya.
Hasil produksinya berisiko menjadi BS (barang sortiran). Harganya pun bisa turun 20-30 persen
Jusak menuturkan, terputusnya aliran listrik juga berpotensi membuat benang yang sedang dipintal putus. Ini memakan waktu tak kurang dari empat jam untuk memperbaikinya dan mengulang prosesnya.
Menurut Jusak, kerugian akibat pemadaman, juga bersumber dari pembayaran upah tenaga kerja. Sebab, upah pekerja tetap harus dibayar meskipun produksi terhenti karena listrik padam. Oleh sebab itu, Jusak berharap PLN memberitahukan jadwal pemadaman. Dengan begitu, pengusaha dapat menyesuaikannya dengan proses produksi.
“Penyesuaian jadwal sangat penting agar proses produksi tidak putus di tengah jalan,” ujarnya.
Sejak Senin pagi, sejumlah wilayah di Bandung mengalami pemadaman bergilir. Berdasarkan keterangan dari PLN Distribusi Jabar, pemadaman bergilir diberlakukan sejak pukul 08.00-11.30 di beberapa lokasi, seperti, Dayeuhkolot, Cibaduyut, Kopo, Batununggal, dan Leuwipanjang.
Pemadaman pukul 11.30-14.30 terjadi di Antapani, Cicadas, Kiaracondong, sebagian Jalan Soekarno-Hatta dan sekitarnya. Sementara, pada pukul 14.30-17.30, lokasi pemadaman bergeser ke Jalan Buah Batu, Jalan RE Martadinata, Jalan Gatot Subroto, Cisaranten, Ciburial, dan Ujungberung. Sebagian wilayah lainnya, seperti Jalan Pajajaran, Jalan Asia Afrika, Jalan Sudirman, Astananyar, dan Gedebage dijadwalkan pemadaman pukul 19.00-22.00.
Selain mengganggu aktivitas keseharian warga di rumah, fasilitas lain, seperti anjungan tunai mandiri (ATM), juga terganggu. Fikri (35), warga Antapani, mengatakan, sudah mendatangi tiga ATM untuk menarik uang, Senin siang. Namun, mesin ketiga ATM itu mati.
“Padahal saya buru-buru mau mengambil uang karena diminta istri untuk belanja bulanan. Ini mau cari tempat ATM yang ada gensetnya,” ujarnya.
Sebelumnya, melalui keterangan tertulis, Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka menyampaikan, PLN akan memberikan kompensasi kepada pelanggan yang terkena pemadaman. Kompensasi diberikan sesuai deklarasi tingkat mutu pelayanan, dengan indikator lama gangguan.
Kompensasi akan diberikan sebesar 35 persen dari biaya beban atau rekening minimum untuk konsumen golongan tarif adjustment dan sebesar 20 persen dari biaya beban atau rekening minimum untuk konsumen pada golongan tarif yang tidak dikenakan penyesesuaian tarif tenaga listrik (non-adjustment). Penerapan ini diberlakukan untuk rekening bulan berikutnya.
Perkembangan hingga Senin siang, pembangkit yang sudah menyala antara lain adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya 3 dan 8, Pembangkit Priok Blok 1-4, Pembangkit Cilegon, Pembangkit Muara Karang, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Salak, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling, PLTA Cirata, Pembangkit Muara Tawar, Pembangkit Indramayu, Pembangkit Cikarang, PLTA Jatiluhur, PLTP Jabar, serta total 23 Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) telah beroperasi.