Api yang diduga berasal dari lilin menyambar korden dan melalap isi rumah Suwarti (48). Api lalu merembet ke 50 rumah semipermanen di belakang kuburan Cina Menteng Pulo itu.
Oleh
Dian Dewi Purnamasari
·3 menit baca
Malam gulita akibat pemadaman listrik berkepanjangan di Jalan Menteng Atas 3, Setiabudi, Jakarta Selatan, Minggu (4/8/2019), berubah mencekam.
Api yang diduga berasal dari lilin menyambar korden dan melalap isi rumah Suwarti (48). Api lalu merembet ke 50 rumah semipermanen di belakang kuburan Cina Menteng Pulo itu.
Lokasi kebakaran ini di belakang kompleks apartemen elite Casablanca. Untuk mencapai lokasi kebakaran, harus melewati jalan tanah berbatu kompleks kuburan.
Sisa rumah-rumah berdinding tripleks dan berdempetan yang ludes terbakar sebagian mendominasi kawasan itu, Senin (5/8). Kulkas, mesin cuci, kompor, dan dokumen yang bisa diselamatkan dibawa ke tenda pengungsian. Raut letih dan kurang tidur melekati wajah pengungsi.
Asnah (66) duduk selonjor di tenda pengungsian Dinas Sosial DKI Jakarta, Senin siang. Dia hanya sempat menyelamatkan buku pelajaran sekolah dan laptop cucunya, serta sebagian surat berharga.
Anaknya, Suwarti, tewas terjebak kobaran api. Suwarti atau akrab disapa Yayang kehilangan nyawa saat mencoba menyelamatkan diri melompat ke balkon rumah tetangganya. Malang, api ikut merembet ke balkon yang dipenuhi jemuran pakaian.
”Saya masih melihat saat Yayang melombat ke balkon tetangga depan rumahnya. Dia teriak minta tolong, tapi kami tidak bisa. Api sudah membesar,” tutur Asnah.
”Saya masih melihat saat Yayang melombat ke balkon tetangga depan rumahnya. Dia teriak minta tolong, tapi kami tidak bisa. Api sudah membesar,” tutur Asnah.
Asnah mengatakan, Minggu malam gelap dan panas akibat pemadaman listrik massal se-Jabodetabek. Warga sulit mencari air bersih untuk sekadar cuci muka dan berwudhu. Sumber air warga dari sumur air tanah yang dipompa. Saat tak ada pasokan listrik, warga sulit mendapatkan air bersih.
Menjelang malam, warga mulai mencari penerangan. Ada yang menggunakan senter, lampu darurat, dan paling banyak memilih lilin. Lilin sempat sulit dicari karena laris diburu orang. Sekitar pukul 20.34, api dari lilin di rumah Suwarti diduga tiba-tiba menyambar korden dan merembet ke rumah-rumah di sebelahnya.
”Orang sudah kecapekan, kepanasan, dan lelah. Baru mau terlelap, tiba-tiba ada teriakan, kebakaran... kebakaran...!" ujar Ridwan, warga terdampak.
Sebanyak 14 mobil pemadam kebakaran didatangkan. Menarik selang pemadam ke lokasi saja penuh liku menembus gang selebar setengah meter. Stok air sulit karena pompa air warga tak berfungsi tanpa listrik.
Kini, sekitar 90 keluarga atau 350 jiwa mengungsi di lapangan dekat makam Cina Menteng Pulo. Mereka beristirahat di dalam tenda darurat yang didirikan Dinsos dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Enam tewas
Sepanjang Minggu hingga Senin kemarin, terjadi 40 kebakaran di Jakarta, lebih tinggi dari rata-rata jumlah kebakaran harian di Ibu Kota.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) DKI Jakarta Subejo mengatakan, 40 persen dari total kebakaran itu dipicu oleh listrik, 27,5 persen akibat lilin, dan 25 persen akibat pembakaran sampah. Mayoritas kebakaran melanda bangunan perumahan (45 persen), instalasi luar gedung (17,5 persen), dan sampah (17,5 persen).
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya (PMJ) Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan, pada Minggu siang hingga Senin pagi setidaknya terjadi 19 kebakaran di wilayah PMJ.
Selain di Menteng Pulo, kebakaran juga melanda rumah toko berlantai tiga di Jalan K, Teluk Gong, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara. Empat korban meninggal merupakan satu keluarga, yaitu suami istri Tony (45) dan Jeny Ruslan (44), serta dua anak, Erica Wisely (17) dan Kent Wisely (8).
Api mengamuk pukul 00.00, dua jam setelah listrik kembali menyala di Jalan K. Pemicu api diduga soal kelistrikan.
Di Kota Tangerang, kebakaran menghanguskan warung kelontong yang juga menjual bensin dan gas di Jalan Mas Mansyur, Gondrong Udik, Cipondoh. Api berasal dari lilin yang diletakkan di dekat etalase bensin. Sakinah (25), istri pemilik warung, tewas dan suaminya, Sopian (25), mengalami luka bakar.
Listrik padam berkepanjangan dan sempat tanpa ada kejelasan kapan kembali mengalir membuat warga Jabodetabek keteteran. Banyak warga belum paham bagaimana bertindak aman di tengah bencana seperti ini. Enam nyawa telah terenggut. Pembelajaran teramat mahal yang diharap tidak terulang lagi.