Dikenal Temperamental, Kejiwaan Prada DP Diperiksa
Saksi ahli bidang kejiwaan akan dihadirkan untuk memastikan kondisi kejiwaan Prada DP. Prada DP merupakan terdakwa pembunuhan terhadap Fera Oktaria, kekasihnya, di Palembang.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Prajurit Dua DP dikenal temperamental dan pemarah. Bahkan, dirinya tidak segan memukul ketika menemui orang yang tidak disukainya. Saksi ahli bidang kejiwaan, menurut rencana, akan dihadirkan untuk memastikan kondisi kejiwaan Prada DP.
Hal ini disampaikan Sherly Medita, saksi yang hadir dalam persidangan kedua kasus pembunuhan Fera Oktaria oleh kekasihnya, yakni anggota TNI Prajurit Dua (Prada) DP, Kamis (6/8/2019), di Pengadilan Militer Palembang. Sherly merupakan mantan kekasih terdakwa dan menjalani hubungan saat keduanya mengenyam pendidikan di SMA PGRI 2 Palembang pada 2014.
Sherly mengatakan, hubungan mereka sempat dekat di kelas X SMA PGRI 2 Palembang. Namun, sejak penempatan jurusan pada tahun berikutnya, komunikasi semakin jarang sehingga hubungan mereka pun kian renggang. ”Saya masuk di jurusan IPA, sedangkan DP masuk di jurusan IPS,” katanya.
Komunikasi kembali terjadi sejak 2017, tepatnya ketika DP menjalani pendidikan pertama sebagai anggota TNI. Saat itu, DP pun sudah menjalin hubungan dengan Fera.
Sepanjang mengenal terdakwa, Sherly menilai DP adalah orang yang baik walau agak kasar. Beberapa kali DP terlibat perkelahian dengan teman sekolahnya karena berbagai alasan. ”Dia pernah memukul seorang teman yang ketahuan mencuri HP saya,” kata Sherly.
Bahkan, terdakwa pernah memukul lengan Sherly sampai biru. ”Lengan saya pernah dipukul sampai biru, tapi dia (DP) tertawa. Saya anggap dia hanya bercanda,” kata Sherly.
Lengan saya pernah dipukul sampai biru, tapi dia (DP) tertawa. Saya anggap dia hanya bercanda.
Emosional yang tinggi ini sempat mengusik DP. Bahkan, DP pernah bertanya kepada Sherly mengenai sifat temperamentalnya. ”Kenapa aku kayak gini,” ujar Sherly menirukan perkataan DP. Bahkan, DP berencana untuk didoakan agar kondisi emosionalnya lebih terkendali.
Hal yang sama disampaikan Imelda Wulandari, sahabat karib dari Fera Oktaria (21). Imelda mengatakan, DP kerap berlaku kasar terhadap Fera, bahkan mengarah ke penganiayaan.
Bahkan, pertengkaran kerap terjadi lantaran hal sepele. ”DP pernah mencekik Fera hanya karena masalah memori HP,” katanya. Fera pun mengungkapkan ketakutannya terhadap DP karena terus menjadi korban penganiayaan.
Imelda menerangkan, ketakutan Fera semakin menjadi ketika dia mengetahui DP melarikan diri dari tempat pendidikannya hanya untuk mencarinya. ”Fera sempat ingin melarikan diri ke Bengkulu, tetapi segera diketahui oleh Prada DP,” katanya.
Kepala Oditur Pengadilan Militer 1-05 Palembang Kolonel Mukholid mengatakan, pihaknya akan menghadirkan 16 saksi dan 2 saksi ahli dalam persidangan ini. Saksi yang dihadirkan mulai dari orang terdekat korban dan terdakwa. Adapun saksi lain yang akan dihadirkan adalah pegawai penginapan Sahabat Mulia di Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin.
Fera sempat ingin melarikan diri ke Bengkulu, tetapi segera diketahui oleh Prada DP.
Mukholid mengatakan, selain saksi dari orang terdekat terdakwa dan korban, pihaknya juga menghadirkan dua saksi ahli, yakni ahli forensik dan ahli kejiwaan. ”Semua hal harus dibuktikan di tengah persidangan,” katanya.
Keberadaan ahli kejiwaan untuk memastikan kondisi kejiwaan terdakwa. Hadirnya ahli kejiwaan karena pembunuhan yang dilakukan DP tergolong sadis. Selain itu, berdasarkan keterangan saksi, DP juga merupakan orang yang temperamental.
”Kalau DP terbukti mengalami gangguan jiwa, terdakwa tidak bisa dihukum,” katanya. Namun, jika dilihat dari dia bisa menjadi anggota TNI, tentu kondisi kesehatan terdakwa tergolong baik.