Ada tiga tim promosi Liga Inggris yang akan bertarung di musim ini. Mereka ialah Norwich City, Sheffield United, dan Aston Villa. Dari ketiganya, hanya Aston Villa yang menyiapkan pasukannya lebih serius. Sementara dua tim lain mempertahankan komposisi pemain seperti musim lalu.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
Ada tiga tim promosi Liga Inggris yang akan bertarung di musim 2019/2020. Mereka adalah Norwich City, Sheffield United, dan Aston Villa. Dari ketiganya, hanya Aston Villa yang menyiapkan pasukan lebih serius. Sementara dua tim lain mempertahankan komposisi pemain seperti musim lalu.
Bisa jadi Aston Villa menjadi tim promosi yang paling sibuk dan salah satu tim Liga Inggris terboros. Betapa tidak, tim ini sudah menggelontorkan dana transfer hingga 148,6 juta euro (Rp 2,3 triliun) dengan mendatangkan 12 pemain, per Selasa (6/8/2019). Transfer ini mengingatkan pada apa yang dilakukan Fulham pada musim lalu yang mendatangkan 15 pemain dengan biaya 116,5 juta euro (Rp 1,8 triliun). Sayang, Fulham kembali ke Liga Championship atau kasta kedua setelah berada di peringkat ke-19.
Menurut penulis BBC, Phil McNulty, Villa memiliki perbedaan dengan Fulham yang musim lalu kehilangan identitas karena pemain tidak menyatu. ”Manajer Dean Smith merekrut pemain yang sudah dikenalnya seperti Jota dan Ezri Konsa serta Tyrone Mings dan Anwar El Ghazi yang musim lalu telah memperkuat Villa sebagai pemain pinjaman,” kata McNulty.
Pemain seperti Wesley, Trezeguet, dan Douglas Luiz menjadi pemain yang sangat ditunggu-tunggu kiprahnya. Wesley adalah pemain termahal Villa setelah dibeli sebesar 25 juta euro (Rp 400 miliar) dari Club Brugge. Sementara itu, pemain seperti Jack Grealish dan John McGinn akan menjadi pemain paling berpengaruh di tim. Mereka adalah kunci permainan Villa pada musim lalu sehingga dapat promosi.
Sementara juara Liga Championship musim lalu, Norwich City, menjadi tim promosi paling pasif. Mereka baru mengeluarkan 4,17 juta euro (Rp 66 miliar) untuk mendatangkan enam pemain. Kekuatan Norwich ada pada penyerang Teemu Pukki yang musim lalu mencetak 29 gol. Musim lalu ”The Canaries” menjadi tim terproduktif dengan raihan 93 gol. Jika Pukki dapat produktif seperti musim lalu, Norwich dapat terhindar dari degradasi. Namun, perjuangan akan lebih sulit karena level klub yang akan mereka hadapi musim ini jauh berbeda dengan Liga Championship.
Norwich masih memiliki waktu dua hari untuk memperkuat komposisi tim mereka, terutama untuk memperbaiki lini pertahanan. Musim lalu, mereka kebobolan hingga 57 gol. Lini pertahanan menjadi salah satu yang terburuk dari enam tim teratas Liga Championship.
Mereka telah mendatangkan kiper Ralf Fahrmann dari FC Schalke 04, bek kanan Sam Byram dari West Ham, dan bek tengah Rocky Bushiri dari KV Oostende. Namun, pembelian itu sepertinya masih kurang sebab hanya Ralf Fahrmann yang memiliki kualitas bagus.
Musim lalu Byram tersisih dari West Ham sehingga dipinjamkan ke Nottingham Forest. Sementara Bushiri masih berusia 19 tahun dan belum memiliki banyak pengalaman meskipun musim lalu bermain sebanyak 33 pertandingan untuk KV Oostende di Liga Belgia. Klub yang dibelanya juga hanya mampu menduduki peringkat ke-14 dari 16 klub.
Adapun Sheffield United diprediksi sebagian kalangan dapat bertahan di Liga Inggris, tetapi mereka tidak jauh dari zona degradasi. Faktor keberadaan Manajer Chris Wilder berpengaruh besar terhadap permainan ”The Blades”. Ia telah berada di Sheffield sejak 2016 sehingga sangat mengenal lingkungan dan kualitas timnya.
Wilder dikenal sebagai pelatih cerdas, teliti, dan memiliki taktik yang fleksibel. Musim lalu, mereka hanya kebobolan 41 gol dan menjadi yang terbaik bersama Middlesbrough.
Sejauh ini, Sheffield telah mengeluarkan dana 43,61 juta euro (Rp 698 miliar) untuk merekrut tujuh pemain. Kembalinya bek Phil Jagielka ke klub masa mudanya akan menambah kekuatan di lini pertahanan Sheffield. Ia memiliki pengalaman yang banyak di level tertinggi setelah tampil pada 385 pertandingan bersama Everton selama 12 tahun.
”Dia (Jagielka) memiliki sejarah yang jelas dengan klub fantastis. Saya senang melihat keinginannya kembali ke rumah,” ujar Wilder. Meskipun sudah berusia 36 tahun, Jagielka masih berkeinginan untuk bermain sepak bola di level tertinggi. Semangat itu akan membuat suasana tim menjadi positif. (AFP)