Mbah Moen Jadi Teladan Persatuan bagi Para Elite Politik

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) KH Maimoen Zubair, didampingi tokoh senior PPP Zarkasih Nur, menghadiri rapat PPP di Hotel Sultan Jakarta, Selasa (21/10/2014). Rapat tersebut, antara lain, membahas rencana pelaksanaan muktamar islah partai itu.

JAKARTA, KOMPAS-- Sosok KH Maimoen Zubair yang dekat dengan elit-elit partai selalu teladan persatuan dalam berpolitik. Maimoen juga dikenal sebagai tokoh yang lebih mengutamakan persatuan bangsa daripada kepentingan politis semata.

Wakil Sekjen PDI-P Eriko Sotarduga mengatakan, sebelum berangkat ke Mekah, KH Maimoen Zubair atau yang kerap disapa Mbah Moen sempat berkunjung ke kediaman Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri pada Sabtu (27/07/2019). Ia tidak menyangka bahwa pertemuan tersebut menjadi pertemuan terakhir antara Maimoen dengan Megawati.

"Ketika itu, beliau pamit kepada Megawati untuk berangkat ibadah haji. Kami tidak menyangka, saat itu beliau betul-betul pamit untuk meninggalkan kita semua," ucapnya saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (06/08/2019).

HUMAS DPP PDI-P UNTUK KOMPAS

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menerima kedatangan KH Maimoen Zubair (kedua dari kanan), ulama sepuh Nahdlatul Ulama (NU). Mbah Moen, sapaan akrabnya, datang bersama putranya yang juga Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (kanan). Megawati menerima keduanya di kediamannya di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (27/7/2019).

Maimoen, yang merupakan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan juga pendiri PPP, meninggal pada Selasa (6/8/2019) pukul 04.17 waktu Mekkah, Arab Saudi. Jenazah Maimoen dimakamkan di pemakaman Al-Ma\'la, Arab Saudi.

Eriko mengatakan, saat ini PDI-P kehilangan sosok pemersatu bangsa seperti Maimoen. Menurut Eriko, sebagai sesama pendiri partai, Maimoen yang merupakan pendiri PPP sudah memiliki kedekatan sejak lama dengan Megawati yang merupakan pendiri PDI-P.

"Kedua tokoh ini sama-sama pendiri partai dan memiliki sejarah kedekatan. Mbah Moen juga selalu menyampaikan ajaran tentang persatuan yang menyejukan," katanya.

Sementara itu, Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria menjelaskan, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto memiliki kedekatan dengan Maimoen, khususnya ketika menjelang pemilu 2019 lalu. Menurut Riza, bangsa ini telah kehilangan sosok teladan yang mencerminkan persatuan bangsa.

KOMPAS/RADITYA HELABUMI (RAD)

Gambar KH Maimoen Zubair atau dikenal sebagai Mbah Moen (tiga dari kiri), Mustayar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan pemimpin Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, bersama gambar tokoh NU lainnya menghiasi Kantor PBNU, Jakarta, Selasa (6/8/2019). KH Maimoen Zubair wafat di Mekkah, Arab Saudi dalam usia 90 tahun pada Selasa (6/8).

"Ketika itu, Mbah Moen juga sempat mendoakan agar Prabowo bisa sukses dalam pemilu. Beberapa kali, Prabowo juga sempat bersilaturahmi dengan Mbah Moen," katanya.

Teladan Keislaman

Dihubungi terpisah, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan, dari sisi keislaman, Maimoen merupakan sosok yang sukses menyatukan ajaran Islam dengan budaya Indonesia. Selain itu, tradisi pesantren yang dijalankan oleh Maimoen telah memberikan kontribusi penting bagi kemajuan negara.

"Beliau mampu mengawinkan ajaran Islam dan budaya Indonesia dengan harmoni yang penuh keindahan. Indonesia telah kehilangan sosok ulama yang karismatik seperti beliau," katanya.

Wakil Sekjen PKB Jazilul Fawaid mengatakan, Maimoen merupakan ulama besar yang telah menguasai isi Kitab Kuning. Kitab Kuning merupakan istilah bagi kitab tradisional yang berisi tentang nilai-nilai agama Islam yang diajarkan dalam pondok pesantren.

"Beliau juga merupakan negarawan sejati yang mencintai agama serta bangsa secara 100 persen," ucapnya.