Dalam menyelesaikan konflik, lanjutnya, Mbah Moen menggunakan prinsip tasamuh (toleran), tawazun (tengah), dan ta’adul (adil).
Oleh
Insan Alfajri
·2 menit baca
Kiai Haji Maimoen Zubair berpulang di Tanah Suci, Mekkah, Arab Saudi, Selasa (6/8/2019). Ulama besar yang juga Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu merupakan pemersatu kader partai.
Kepergiannya menjadi tantangan bagi kader untuk tetap melanjutkan perjuangan partai berlambang Kakbah itu. Terutama dalam menentukan nakhoda baru PPP.
”Mbah Moen itu PPP dan PPP itu Mbah Moen,” ujar Wakil Ketua Umum PPP Arwani Thomafi saat dihubungi dari Jakarta, Selasa.
Mbah Moen, pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, tersebut sangat lekat dengan PPP. Saat ada gejolak internal PPP, Mbah Moen-lah yang akan meredam dan menyatukan kembali.
Muktamar VIII PPP pada 8-10 April 2016 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, mempertemukan dua kubu PPP yang saling bertentangan, yakni kepengurusan hasil Muktamar Surabaya 2014 yang dipimpin Romahurmuziy dan Muktamar Jakarta 2014 yang dipimpin Djan Faridz. Proses politik muktamar di Pondok Gede itu kemudian memilih M Romahurmuziy secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP.
Arwani menyebut, Mbah Moen berperan besar atas pertemuan dua kubu di muktamar itu. Mbah Moen sangat dihormati kedua kelompok elite yang berseteru.
Sebelum muktamar berlangsung, kader-kader di daerah bertanya apakah Mbah Moen juga akan hadir. Ternyata, Mbah Moen hadir dalam muktamar tersebut, yang kemudian juga dihadiri Presiden Joko Widodo.
”Mbah Moen merupakan figur kultural PPP. Beliau melampaui struktural kepartaian,” katanya.
Teguh bersikap
Dalam menyelesaikan konflik, lanjutnya, Mbah Moen menggunakan prinsip tasamuh (toleran), tawazun (tengah) dan ta’adul (adil). Jika ada yang kurang berkenan dengan hasil keputusan itu, tidak ada yang berani menggugat secara substansial sebab ide itu datang dari Mbah Moen.
”Beliau juga teguh dalam bersikap. Ketika suatu persoalan telah diputuskan, ya, harus diikuti, harus dijalankan. Konsistensi dalam bersikap inilah yang juga menjadi ciri beliau,” katanya.
Dalam beberapa kesempatan, Ketua Majelis Syariah PPP itu selalu menekankan bahwa partai berlambang Kakbah tidak hanya mewakili kepentingan umat Islam, tetapi juga hadir untuk Indonesia. Menurut Arwani, itulah visi PPP sesungguhnya: mengejawantahkan Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Selain untuk umat, PPP juga memperjuangkan bangsa.
Kehilangan tokoh pemersatu, kata anggota Komisi II DPR dari Fraksi PPP, Achmad Baidowi, memang menjadi tantangan bagi seluruh kader. Dua hari sebelum mangkat, Moen berpesan agar PPP tetap berprinsip amar makruf nahi mungkar, mengerjakan yang baik dan menghindari perbuatan keji.
Di samping itu, Mbah Moen meminta kader untuk setia pada konstitusi partai. ”Kami siap menjalankan amanah beliau,” katanya.