logo Kompas.id
UtamaPerang Mata Uang dan...
Iklan

Perang Mata Uang dan Kekhawatiran Krisis Global

Oleh
· 4 menit baca

Jika negosiasi (dagang) antara Amerika Serikat dan China tidak dilanjutkan dengan cepat, perkembangan terakhir saat ini kemungkinan akan menciptakan efek limpahan negatif baik di China, AS, maupun secara global khususnya di Asia.” Komentar bernada peringatan itu disampaikan Martin Petch, Wakil Presiden Sovereign Risk Group pada lembaga keuangan Moody’s Investors Service, dalam surat elektronik yang diterima Kompas, Selasa (6/8/2019).

Perkembangan terakhir yang dimaksudkan Petch tidak ada lain adalah melemahnya mata uang China, yuan, ke level terendahnya sejak tahun 2008 pada awal pekan ini. Nilai tukar yuan sempat menembus level 7 per dollar AS. Sebagai tanggapan, dengan didahului pernyataan Presiden AS Donald Trump, Departemen Keuangan AS menyebut hal itu adalah kebijakan bank sentral China. Washington pun menyebut pelemahan yuan itu sebagai manipulasi nilai tukar.

Penyebutan Washington kepada Beijing sebagai manipulator mata uang menandai peningkatan ketegangan perdagangan antara AS dan China. Situasi ini merupakan perkembangan terbaru setelah keluarnya kebijakan AS yang diumumkan Trump menjelang akhir pekan lalu. Trump memutuskan akan menetapkan tarif 10 persen atas barang-barang impor dari China senilai 300 miliar dollar AS per 1 September. Dengan kebijakan itu, bisa dikatakan hampir semua barang impor asal China ke AS senilai 600 miliar dollar AS akan dikenai tarif.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000