Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar doa atas kepergian Kiai Haji Maimoen Zubair atau yang akrab disebut Mbah Moen. Doa bersama itu digelar sejak Selasa (6/8/2019) hingga sepekan ke depan. Pimpinan partai meminta seluruh jajaran pengurus partai hingga tingkat anak cabang untuk menggelar doa bersama.
Oleh
Andy Riza Hidayat
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar doa atas kepergian Kiai Haji Maimoen Zubair atau yang akrab disebut Mbah Moen. Doa bersama itu digelar sejak Selasa (6/8/2019) hingga sepekan ke depan. Pimpinan partai meminta seluruh jajaran pengurus partai hingga tingkat anak cabang untuk menggelar doa bersama.
“Dari tadi malam di DPP (dewan pengurus pusat) ada tahlil dan akan berlangsung tujuh malam berturut turut dan dilakukan di semua tingkatan hingga anak cabang,” kata Wakil Ketua Umum PPP Reni Marlinawati, Rabu (7/8/2019) kepada Kompas.
Mbah Moen selain sebagai ulama, dikenal sebagai Ketua Majelis Syariah PPP. Kiprahnya di partai tersebut membekas hingga para politisi partai merasa dekat dengannya. Reni merasa Mbah Moen sebagai ayahnya sendiri. Sebab beliau memperlakukannya selayaknya anak kandung.
“Beliau sering memberi nasehat-nasehat yang sifatnya pribadi. Saya seperti merasa anak kandungnya sendiri. Kami semua merasa dekat,” kata Reni.
Lebih dari itu, sebagai sosok yang kuat di partai, Mbah Moen meninggalkan warisan kepada politisi PPP. Sikapnya yang kooperatif pada pemerintah tidak berarti tanpa kritik. Sikap ini didasari dengan sikap kritis pada setiap hal yang melenceng dari yang seharusnya. “Sikap seperti ini menjadi panduan kami dalam menjalankan politik partai,” kata Reni.
Konflik terbuka
Perasaan kehilangan juga disampaikan Pelaksana Tugas Ketua Umum Suharso Monoarfa. Setelah era reformasi 1998 hingga pada tahun-tahun berikutnya, Mbah Moen seringkali memberi pernyataan yang menyejukkan. Hampir tidak pernah, kata Suharso, Mbah Moen terlibat dalam konfrontasi saat konflik melanda.
Lantaran sikapnya yang jarang bermusuhan terbuka, banyak pihak yang merasa dekat dengannya. Wajar saja, jika banyak pihak mendatangi beliau. “Beliau jarang sekali berkata tidak atau jangan. Semua dianggap positif. Makanya tidak heran, dia didatangi orang-orang partai,” kata Suharso.
Terkait sikap polisik, kata Suharso, Mbah Moen adalah sosok yang tidak ke kiri dan ke kanan. Sikap ini disebut sebagai sikap ala Mbah Moen. Suharso sendiri sulit menjelaskan sikap ini dalam bahasa yang lugas. “Ya begitu lah sikapnya, yang harus kita terima. Hampir tidak pernah beliau konfrontatif pada persoalan-persoalan yang pelik,” kata Suharso.
Penilaian serupa disampaikan Wakil Ketua Umum PPP Arwani Thomafi. Arwani menyebut, Mbah Moen berperan besar atas pertemuan dua kubu di muktamar itu. Mbah Moen sangat dihormati kedua kelompok elite yang berseteru.
Sebelum muktamar berlangsung, kader-kader di daerah bertanya apakah Mbah Moen juga akan hadir. Ternyata, Mbah Moen hadir dalam muktamar tersebut, yang kemudian juga dihadiri Presiden Joko Widodo. ”Mbah Moen merupakan figur kultural PPP. Beliau melampaui struktural kepartaian,” katanya, seperti dikutip Kompas, Selasa (6/8/2019).