Memasarkan produk secara digital kerap membuat ribet karena beragamnya bentuk media pemasaran saat ini. Namun, dengan mengetahui tujuan pemasaran dan karakter media pemasaran yang akan digunakan, suatu produk dapat dipasarkan dengan lebih efektif.
Oleh
Erika Kurnia
·4 menit baca
Memasarkan produk secara digital kerap membuat ribet karena beragamnya bentuk media pemasaran saat ini. Namun, dengan mengetahui tujuan pemasaran dan karakter media pemasaran yang akan digunakan, suatu produk dapat dipasarkan dengan lebih efektif.
Saat ini pemasar dihadapkan dengan banyak pilihan media pemasaran digital, seperti iklan di alat pencari internet, media sosial, portal media berita, hingga surat elektronik. Cara kerja dan bentuk promosi masing-masing media pun berbeda satu sama lain.
Iklan di portal media berita, misalnya, disediakan dalam model banner berbagai ukuran. Sementara di media sosial Instagram, iklan hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari postingan foto atau video di profil akun sampai Instastory yang bisa dipasarkan secara gratis hingga berbayar. Untuk masuk ke beragam media digital, pemasar kerap dirumitkan dengan banyaknya bentuk iklan yang belum tentu efektif.
Product Manager Harian Kompas Eko Prabowo berpendapat, pemasar harus memahami terlebih dulu tujuan mereka memasarkan produk. Setidaknya ada dua tujuan pemasaran, yaitu pemasaran merek (brand marketing) dan pemasaran langsung (direct marketing).
Tahap pemasaran merek perlu dilakukan pada produk baru, sementara pemasaran langsung bisa dilakukan untuk memaksa orang untuk mendaftar atau bertransaksi lewat insentif yang ditawarkan.
”Brand marketing perlu dilakukan dengan membangun cerita. Untuk buat cerita harus bisa berbagi kesamaan atau pakai sumber dan media iklan yang terpercaya,” kata Eko dalam Forum Komunikasi Kompas dan Hotel bertajuk ”Digital Marketing as Media Campaign”, di kantor Kompas Gramedia, Jakarta, Kamis (8/8/2019).
Pada tahap itu, media digital yang cocok digunakan untuk beriklan, antara lain, promosi artikel di portal media, iklan di media sosial Twitter, atau Instagram.
Ketika tahap pemasaran bertujuan untuk menarik konsumen dan mendorong transaksi, maka promosi iklan dengan berbagi tautan dan menyebar promo bisa dilakukan. Menurut Eko, direct marketing bisa lebih efektif dan murah dilakukan melalui media iklan di Facebook dan Instagram.
”Direct marketing harus gampang, ada insentif dan urgensi kenapa produk itu harus dibeli sekarang, lalu harus disampaikan lewat pesan sederhana," lanjutnya.
Dengan mengetahui strategi yang benar, pemasaran digital dapat berguna bagi performa pemasaran. Sejauh ini 40 persen pengeluaran iklan di dunia dilakukan secara daring pada 2018, mengalahkan pengeluaran iklan di televisi. Angka itu dihitung perusahaan pengukur iklan bernama Zenith.
Dengan mengetahui strategi yang benar, pemasaran digital dapat berguna bagi performa pemasaran. Sejauh ini 40 persen pengeluaran iklan di dunia dilakukan secara daring pada 2018.
Pertumbuhan iklan internet didorong iklan dalam bentuk foto dan video, seperti yang ditemukan di Facebook dan YouTube. Secara global, belanja iklan media sosial tahun lalu diperkirakan naik 21 persen menjadi 58 miliar dolar AS. Sementara pengeluaran iklan video naik 19 persen menjadi 32 miliar dolar AS pada 2018.
Kerja sama bisnis
Harian Kompas, melalui platform digital Kompas.id, berupaya menawarkan media pemasaran yang kredibel untuk pelaku bisnis perhotelan. Hari ini, sekitar 40 perwakilan hotel di Jabodetabek diundang menghadiri Forum Komunikasi Kompas dan Hotel guna memperkenalkan produk digital harian Kompas dan kerja sama pemasaran.
General Marketing Manager Harian Kompas Titus Kitot mengatakan, Kompas telah mengalami perubahan besar sejak didirikan pada 1965. Dari awalnya berbentuk koran, harian Kompas telah masuk ke dunia digital untuk tetap menjadi media yang menyebarkan informasi.
”Tapi roh Kompas tetap sama, yakni inovasi dan kolaborasi. Kami tidak pernah bekerja sendiri. Kalau dulu koran bekerja sama dengan loper dan agen iklan, sekarang dengan adanya Kompas.id bisa bekerja sama dengan berbagai institusi dan perusahaan,” tuturnya.
Saat ini harian Kompas berupaya untuk bekerja sama dengan industri perhotelan. Galih Smarapradhipa dari tim Product Marketing harian Kompas, menjelaskan, kerja sama itu akan memberikan sejumlah manfaat bagi manajemen dan pengunjung hotel dengan paket berlangganan koran harian Kompas dan akses Kompas.id secara gratis.
”Untuk tamu, bisa baca Kompas.id lewat platform mana pun selama terhubung jaringan Wi-Fi hotel. Dengan ini, hotel bisa memberikan pengalaman menginap yang excelent dengan memberikan informasi berkualitas dan meningkatkan nuansa digital di hotel. Hotel juga bisa mempromosikan seasonal promo hotel lewat newsletter harian Kompas,” paparnya.
Paket kerja sama itu pertama kali ditawarkan ke hotel-hotel pada Maret 2019. Sejauh ini kurang lebih sudah 25 hotel yang bekerja sama dengan harian Kompas dengan 900 oplah koran dan 900 akun yang terjual.