China Peringatkan India soal 5G
China memperingatkan India untuk tidak menghalangi Huawei dalam tender pembangunan jaringan 5G India. Jika Huawei dihalangi, ada konsekuensi bagi perusahaan India di China.
NEW DELHI, RABU — India akan mengadakan uji coba pemasangan jaringan seluler 5G beberapa bulan mendatang. Namun, menurut Menteri Telekomunikasi India Ravi Shankar Prasad, belum diketahui apakah pihaknya akan mengundang produsen alat telekomunikasi teknologi China, Huawei, untuk ikut ambil bagian dalam penawaran lelang atau tidak.
Huawei, produsen alat-alat telekomunikasi terbesar dunia dalam teknologi 5G, menjadi pusat tarik-menarik pertarungan geopolitik antara China dan Amerika Serikat. Pada Mei 2019, Presiden AS Donald Trump menempatkan perusahaan itu dalam daftar hitam dengan alasan keamanan nasional. Ia pun meminta negara- negara mitranya untuk tidak menggunakan peralatan buatan Huawei.
Menurut dua sumber yang mengetahui informasi di Pemerintah India di New Delhi, Kementerian Luar Negeri China telah memanggil Duta Besar India untuk China Vikram Misri, 10 Juli 2019, untuk menyampaikan kekhawatiran pada kampanye AS menjauhkan Huawei dari perkembangan jaringan infrastruktur 5G global.
Dalam pertemuan itu, para pejabat China menyatakan, akan ada sanksi balasan pada perusahaan India yang menjalankan bisnis di China jika India memblokir Huawei karena tekanan Washington.
Merespons pertanyaan Reuters, Kemlu China mengatakan, Beijing berharap India akan membuat keputusan independen dalam pengembangan jaringan infrastruktur 5G-nya. ”Huawei telah menjalankan bisnis di India sejak lama dan memberi kontribusi pada pembangunan masyarakat India dan ekonomi yang sangat jelas,” kata juru bicara Kemlu China, Hua Chunying.
”Dalam persoalan perusahaan China ikut ambil bagian dalam tender pembangunan jaringan 5G India, kami berharap India mengambil keputusan yang independen dan obyektif serta bersikap adil, juga tidak diskriminatif, bagi investasi dan operasi perusahaan China untuk mewujudkan situasi yang saling menguntungkan.” Kemlu India tak membalas saat dimintai tanggapan soal itu.
Relasi bisnis
Sebenarnya, dibandingkan perusahaan negara ekonomi maju lainnya, jumlah perusahaan India yang beroperasi di China lebih sedikit. Meski begitu, perusahaan seperti Infosys, TCS, Dr Reddy’s Laboratories Reliance Industries, dan Mahindra & Mahindra memiliki pijakan usaha kuat di China dalam bidang manufaktur, layanan kesehatan, layanan keuangan, dan alih daya. Potensi perselisihan terkait Huawei dapat menghidupkan ketegangan relasi India-China.
Pada Oktober nanti, Perdana Menteri India Narendra Modi akan menjamu Presiden China Xi Jinping di kota suci Varanasi. Keduanya diperkirakan membahas defisit perdagangan tahun 2018/2019 senilai 53 miliar dollar AS yang menjadi kekhawatiran India.
Kelompok sayap kanan utama dalam aliansi pemerintahan Modi, yang sudah lama tidak memercayai China dan lebih mempromosikan kemandirian ekonomi, telah mengkritik Huawei. Dalam surat yang dilayangkan kepada Modi pekan lalu, Ashwani Mahajan, pemimpin sayap ekonomi kelompok kanan-nasionalis Hindu, Rashtriya Swayamsevak Sangh, mengatakan, ada kekhawatiran soal operasi Huawei di India.
”Kami sebagai negara belum yakin untuk mengandalkan Huawei,” ujar Mahajan.
Kepada parlemen, Menteri Telekomunikasi India Ravi Shankar Prasad menyampaikan, pihaknya telah menerima enam proposal tender uji coba teknologi 5G, termasuk Huawei. Perusahaan Ericsson (Swedia), Nokia (Finlandia), dan Samsung Electronics (Korea Selatan) juga diperkirakan memasukkan proposal.
Sekelompok pejabat tinggi yang dipimpin Penasihat Sains untuk Pemerintah India K Vijay Raghavan serta perwakilan Departemen Telekomunikasi, Teknologi Informasi, dan Layanan Intelijen mengkaji soal kemungkinan membuka pintu bagi Huawei dalam pengembangan jaringan 5G.
Salah satu sumber di Kementerian Telekomunikasi menyebutkan, komite tersebut tidak menemukan bukti Huawei menggunakan program ”pintu belakang” atau malware untuk menghimpun data dalam operasinya di India. Kementerian Dalam Negeri yang bertanggung jawab dalam keamanan infrastruktur pun tak mengeluarkan arahan untuk membatasi masuknya Huawei.
”Kita tidak bisa begitu saja menolak mereka hanya karena mereka dari China,” ujar sumber tersebut.
Sementara itu, satu opsi yang disarankan oleh Badan Penasihat Keamanan Nasional (NSAB) adalah memastikan bahwa peranti keras dan lunak untuk jaringan 5G yang dipakai tidak berasal dari Huawei. Pemerintah India harus mendapatkan operator nirkabel yang akan menjalankan layanan 5G untuk menggunakan peranti lunak buatan India. (REUTERS/ADH)