Jalur pendakian Gunung Ciremai ditutup sementara. Di luar Jawa, kebakaran hutan dan lahan belum bisa dipadamkan.
MAJALENGKA, KOMPAS — Kebakaran hutan dan lahan tidak hanya melanda Sumatera dan Kalimantan. Kebakaran juga melanda Blok Goa Walet di sekitar puncak Gunung Ciremai, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Rabu (7/8/2018) siang. Jalur pendakian ditutup sementara.
Api terpantau dari Argalingga, Majalengka, Rabu pukul 13.00. Asap membubung dari puncak gunung setinggi 3.078 meter di atas permukaan laut tersebut. Api mengecil pada sore hari. ”Masih terdapat api di sana. Tim pertama sebanyak 16 orang berupaya memadamkan. Tim lain, 15 orang, menyusul,” ujar Kepala Seksi I Wilayah Kuningan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) San Andre Jatmiko yang dihubungi pada hari Rabu sekitar pukul 18.30.
Tim terdiri dari petugas BTNGC, TNI-Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Majalengka, dan masyarakat. Menurut informasi, tidak ada korban jiwa. Luas lahan dan hutan terdampak juga belum dihitung. Akibat kebakaran, jalur pendakian ke puncak Ciremai ditutup sementara hingga waktu yang belum ditentukan. ”Kami juga menginstruksikan pendaki agar turun semua,” katanya.
Jalur pendakian yang dimaksud adalah jalur Palutungan, Linggarjati, Linggasana, dan Apuy. Saat ramai, seperti Tahun Baru dan 17 Agustus, jumlah pendaki di Ciremai bisa mencapai 2.000 orang.
Luar Jawa
Di sejumlah daerah luar Jawa, kebakaran hutan masih berlanjut. Menghadapi kebakaran yang tidak kunjung padam, Bupati Aceh Barat Ramli mengeluarkan surat keputusan penetapan status Siaga Bencana Asap, 5 Agustus 2019, yang berlaku hingga 31 Oktober. Penetapan status Siaga akan dibarengi percepatan pemadaman dan upaya menyiapkan langkah antisipasi.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, seusai memberi kuliah umum di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, menuturkan, lahan terbakar di Aceh Barat merupakan lahan gambut sehingga pemadaman secara manual tidak berhasil. ”Helikopter tiba di Aceh Barat Kamis besok. Mudah-mudahan (lahan yang terbakar) padam total,” ujarnya.
Kebakaran lahan di Aceh Barat dan Kabupaten Nagan Raya terjadi sejak awal Juli. Total luas lahan terbakar 150 hektar. Kebakaran hutan dan lahan di Aceh tak separah di Riau atau tempat lain. Namun, tetap diperlukan kewaspadaan tinggi.
Di Jambi, pembangunan sumur bor sebagai sumber air pembasah gambut didorong lebih cepat diwujudkan di daerah-daerah. Hingga saat ini, pembangunan sumur bor baru tercapai 10-20 persen.
Menurut Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead, ketika sumber-sumber air seperti kanal kering, sumur bor jadi sumber air yang dibutuhkan untuk membasahi dan memadamkan kebakaran di area gambut. Nazir meninjau lokasi sumur bor yang baru selesai dibangun di Desa Catur Rahayu, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Sumber air juga masih jadi masalah utama penanganan kebakaran hutan di Kalimantan Tengah. Selain kemarau kering, banyak lokasi kebakaran yang jauh dari sumur bor. Kesadaran warga untuk membantu pemadaman juga minim. Para petugas BPBD Kota Palangkaraya harus mencari sumber air dengan memperdalam got yang ada.