Sekitar 300 Hektar Area di Gunung Ciremai Terbakar, Bom Air Disiapkan
Luas hutan dan lahan di Gunung Ciremai yang terbakar mencapai sekitar 300 hektar. Upaya pemadaman, seperti menggunakan bom air, pun disiapkan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Kebakaran yang melanda puncak Gunung Ciremai sejak Rabu (7/8/2019) siang hingga Kamis (8/8) siang belum juga padam. Data sementara, luas hutan dan lahan yang terbakar mencapai sekitar 300 hektar. Upaya pemadaman menggunakan bom air pun disiapkan.
”Informasi sementara dari tim kami, api sudah membakar area seluas sekitar 300 hektar di Gunung Ciremai. Luasnya masih bisa bertambah karena api belum padam,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kuningan Agus Mauludin saat ditemui di Pos Jalur Pendakian Palutungan, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Pihaknya masih menghitung luas lahan yang terbakar dan memetakan upaya pemadamannya. Namun, lahan yang terbakar merupakan alang-alang, perdu, pinus, dan edelweis.
Menurut dia, api yang berasal dari Gua Walet di ketinggian 2.950 meter di atas permukaan laut telah merambat hingga ke Blok Simpang Apuy di ketinggian 2.750 mdpl. Adapun puncak gunung tertinggi di Jabar itu mencapai 3.078 mdpl.
Bahkan, menurut Agus, api juga mulai menjalar ke jalur pendakian Palutungan. Untuk sampai ke lokasi kebakaran, dibutuhkan waktu 6 jam jika berjalan kaki. Sekitar 60 personel dari BPBD Kuningan, polisi, TNI, Balai Taman Nasional Gunung Ciremai dan masyarakat turut mengevakuasi pendaki dan berupaya memadamkan api.
”Kami berupaya mengevakuasi pendaki dahulu. Dari 61 pendaki, tersisa 31 pendaki yang masih dievakuasi turun,” katanya. Menurut dia, pemadaman secara manual dilakukan dengan pembuatan sekat bakar.
Kami berupaya mengevakuasi pendaki dahulu. Dari 61 pendaki, tersisa 31 pendaki yang masih dievakuasi turun.
Dengan sekat bakar, ilalang dibabat hingga menyisakan tanah dan batu dengan lebar 2 meter hingga 10 meter. Ilalang ditumpuk di sepanjang jalur bekas pangkasan.
Dengan begitu, api hanya akan membakar ilalang yang sudah terpisah dengan parit sehingga api tidak menjalar ke pepohonan lainnya. Sekat bakar juga menjadi jalur bagi petugas untuk memadamkan api.
Namun, Agus mengakui, pemadaman sulit dilakukan karena lokasinya berada di atas 2.600 mdpl. Di sisi lain, tidak ada sumber air di sekitar area itu. ”Angin kencang juga mempercepat meluasnya kebakaran. Oleh karena itu, kami menyeleksi tim yang akan memadamkan api di sana,” katanya.
Pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk menerjunkan helikopter karena akses ke lokasi sulit. ”Kalau dibutuhkan, helikopter yang membawa water bombing (bom air) akan diturunkan. Namun, kami masih menunggu hasil pemetaan dari tim di lapangan,” katanya.
Bom air tersebut mampu menampung 4.000 liter air. Menurut rencana, air akan diambil dari Waduk Darma, sekitar 15 kilometer dari Palutungan. Upaya serupa pernah dilakukan saat kebakaran di Gunung Ciremai wilayah Pasawahan tahun lalu.
Kepala Seksi I Wilayah Kuningan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai San Andre Jatmiko mengatakan, akibat kebakaran puncak Gunung Ciremai, empat jalur pendakian ditutup hingga waktu yang belum ditentukan. Jalur itu adalah Apuy (Majalengka), Linggajati, Linggasana, dan Palutungan di Kuningan.