Pada usia 52 tahun, ASEAN menempati gedung baru sekretariat. Kantor pusat yang kuat diharapkan jadi tenaga pendorong ASEAN menjalankan misinya.
JAKARTA, KOMPAS -- ASEAN merayakan 52 tahun berdirinya perhimpunan bangsa- bangsa Asia Tenggara itu dengan peresmian gedung baru Sekretariat ASEAN di Jakarta, Kamis (8/8/2019). Peresmian dilakukan Presiden Joko Widodo. Presiden secara simbolis menyerahkan kunci gedung kepada Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi.
Presiden dalam pidatonya meminta ASEAN terus berperan serta menjadi jembatan nilai-nilai dialog dan kerja sama. ”ASEAN harus menjadi magnet bagi pengembangan kerja sama dan dialog. Saya paham, ini bukan misi yang mudah, tetapi saya yakin misi ini dapat dijalankan oleh ASEAN,” kata Presiden.
Peringatan 52 tahun ASEAN sekaligus peresmian gedung baru Sekretariat ASEAN menjadi penanda organisasi regional itu terus menapak ke 50 berikutnya. Namun, tantangan regional dan dunia internasional tak akan semakin mudah, ditandai antara lain oleh meningkatnya rivalitas antarnegara-negara besar dan meningkatnya ketidakpercayaan satu sama lain.
Presiden Joko Widodo meyakini, Pandangan ASEAN mengenai Indo-Pasifik yang telah diadopsi para pemimpin negara ASEAN dalam pertemuan puncak pada pertengahan Juni lalu di Bangkok, Thailand, adalah momentum untuk memperkuat kepercayaan strategis dan kerja sama yang saling menguntungkan.
Konsep Indo-Pasifik yang diinisiasi Indonesia tersebut, menurut Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, telah dinegosiasikan selama sekitar 1,5 tahun. Bukan hanya diterima negara-negara ASEAN, konsep itu juga diterima baik oleh negara-negara mitra wicara.
"Ketika negara-negara lain bicara masalah Indo-Pasifik, kita sudah berdiri dengan konsep yang solid. Ini sikap dan pedoman kita untuk bekerja sama dan menjadikan kawasan ini kawasan damai dan sejahtera, sebab ada pilar mengenai kerja sama ekonomi di sana," tutur Retno seusai acara peresmian gedung baru Sekretariat ASEAN.
Kontribusi Indonesia
Dengan luas keseluruhan 49.993 meter persegi, gedung baru ASEAN terdiri atas dua menara berlantai 16 yang terhubung jembatan tanpa kolom struktur. Kedua menara gedung itu menyediakan 30 ruang pertemuan dan ruang-ruang kantor untuk negara anggota serta kantor organisasi di bawah ASEAN.
Gedung baru juga dibangun sebagai gedung ramah lingkungan. Aliran udara bebas masuk-keluar ruangan. Lobi gedung pun tak menggunakan penyejuk udara.
Gedung baru ASEAN itu, kata Retno, adalah kontribusi Indonesia secara fisik. Pada tataran substansi, Indonesia berkontribusi dengan aktif mendorong konsep Indo-Pasifik yang menjadi pedoman ASEAN bekerja sama serta menjadikan kawasan ASEAN damai dan sejahtera.
Gedung baru ASEAN itu adalah kontribusi Indonesia secara fisik.
Sebagai organisasi regional yang sangat majemuk baik dari sisi ekonomi, politik, agama, dan etnis, persatuan ASEAN menjadi kunci untuk menjadikan organisasi ini berperan sentral. "Dari waktu ke waktu, persatuan ASEAN saya lihat semakin kokoh. Kekokohan persatuan ASEAN inilah yang akan membuat ASEAN dapat mempertahankan sentralitasnya," tambah Presiden.
Tenaga pendorong
Mewakili Thailand sebagai Ketua ASEAN saat ini, Menlu Thailand Don Pramudwinai menyampaikan kegembiraannya atas gedung baru ASEAN. Kantor pusat yang kuat dinilai akan menjadi tenaga pendorong untuk perdamaian dan kesejahteraan regional yang makin berfokus pada rakyat.
Menurut Sekjen ASEAN Dato Lim Jock Hoi, gedung baru akan segera digunakan dalam penyelenggaraan negosiasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) putaran keenam, Agustus ini. Sebanyak 400 peserta delegasi akan hadir. RCEP adalah kemitraan dagang 10 negara ASEAN dan enam negara mitra wicara (China, Jepang, India, Korsel, Australia, serta Selandia Baru). Negosiasi itu ditargetkan selesai tahun ini.
"Kami menyaksikan bagaimana aspirasi komunitas terealisasi dan melalui kerja bersama kita mempunyai ASEAN yang kita banggakan sekarang," kata Lim Jock Hoi.
ASEAN sukses mendorong perdamaian, keamanan, dan pembangunan. Hal ini, lanjut Lim, tak akan terjadi bila Jakarta tidak menyediakan tempat untuk Sekretariat ASEAN. Bangunan baru ini sekaligus mengingatkan semua pihak akan apa yang ingin dicapai dalam lima tahun ke depan, menciptakan lebih banyak peluang politik, ekonomi, sosial serta memperkuat hubungan, bahkan menjadi salah satu bangunan penanda di Jakarta.