Relasi India dan Pakistan kembali memanas setelah India mencabut status khusus Jammu-Kashmir dan menghapus status negara bagian.
NEW DELHI, KAMIS —Lebih dari 500 warga Kashmir di wilayah India telah ditahan oleh pasukan keamanan India. Pemutusan komunikasi total dan pemberlakuan jam malam kepada warga Kashmir juga telah memasuki hari keempat.
Ketegangan itu terjadi setelah Perdana Menteri India Narendra Modi mencabut status khusus Jammu-Kashmir dan menurunkan tingkat wilayah itu dari negara bagian menjadi sekadar wilayah. Parlemen India meratifikasi UU itu pada Selasa (6/8/2019) lalu.
Seperti apa reaksi dari sekitar 7 juta warga Kashmir yang mayoritas Muslim terhadap keputusan itu belum diketahui karena Pemerintah India memutus semua hubungan komunikasi, termasuk jaringan telepon, internet, dan telekomunikasi. New Delhi juga menerjunkan puluhan ribu tentara ke wilayah Jammu-Kashmir yang menerapkan jam malam serta menangkapi para aktivis dan warga sipil.
Organisasi setempat menyebutkan, lebih dari 560 orang telah ditangkap, termasuk para profesor, pebisnis, dan aktivis. Menurut laporan Press Trust of India dan Indian Express, tentara menggerebek rumah warga pada tengah malam. Mereka kemudian dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam kamp tahanan yang tersebar di Srinagar, Baramulla, dan Gurez.
Pasukan militer yang menguasai pusat kota di Jammu-Kashmirhanya mengizinkan pergerakan yang sangat terbatas. Jalan-jalan di Srinagar dan sekitarnya yang biasanya dipenuhi wisatawan selama empat hari terakhir terlihat lengang dan mencekam. Toko-toko, pasar, restoran, dan bahkan klinik kesehatan tutup.
Sejumlah warga meminta bantuan wartawan untuk mencari tahu informasi tentang kerabat mereka yang sedang sakit. Beberapa warga juga mengupayakan ambulans untuk mengangkut warga yang sakit ke klinik.
Reaksi Pakistan
Menanggapi langkah India, Islamabad telah menurunkan hubungan diplomatik dengan India dan mengusir Duta Besar India di Pakistan.
Kepada Komite Keamanan Nasional Pakistan, PM Pakistan Imran Khan menyatakan, pemerintahnya akan menggunakan seluruh saluran diplomatik untuk mengungkap kebrutalan rezim yang rasis di India.
Pakistan kemarin menghentikan pengoperasian Friendship Express, kereta api yang menuju wilayah India. Akibatnya, banyak calon penumpang di Stasiun Lahore gagal berangkat.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Pakistan, Mohammad Faisal, mengatakan, pihaknya akan mempertimbangkan untuk mengadukan langkah India yang menurunkan status Jammu-Kashmir kepada Mahkamah Internasional. ”Kashmir telah diubah menjadi penjara terbesar di dunia.”
New Delhi menyesalkan pernyataan Islamabad yang dianggap telah mencampuri urusan dalam negeri India. ”Pemerintah India menyesalkan langkah-langkah yang diumumkan Pakistan dan mendesak agar saluran-saluran untuk komunikasi diplomatik tetap dipertahankan.”
Dalam sejarahnya, India dan Pakistan telah berperang beberapa kali terkait klaim wilayah Kashmir. Perang pertama berakhir tahun 1948 melalui gencatan senjata yang dimediasi oleh PBB, yang menyebabkan wilayah Kashmir terbagi dua. Saat itu, PBB menjanjikan pelaksanaan referendum untuk menentukan masa depan wilayah itu. (AP/AFP/MYR)