Aktivitas Gunung Slamet di Jawa Tengah meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Sejak akhir Juli lalu, terekam getaran tremor dengan amplitudo 0,5-2 milimeter. Status gunung pun dinaikkan dari Aktif Normal menjadi Waspada.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS - Aktivitas Gunung Slamet di Jawa Tengah meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Sejak akhir Juli lalu, terekam getaran tremor dengan amplitudo 0,5-2 milimeter. Status gunung pun dinaikkan dari Aktif Normal menjadi Waspada.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kasbani mengatakan, sejak Mei 2019 terjadi lebih dari 400 gempa hembusan per hari. Memasuki Agustus, intensitasnya meningkat menjadi 1.000 gempa hembusan per hari. Selama Juni-Agustus tercatat 51.511 kali gempa hembusan, 5 kali gempa tektonik lokal, dan 17 kali gempa tektonik jauh. Energi kegempaan terdeteksi meningkat secara gradual.
"Terjadi peningkatan aktivitas cukup signifikan. Ini perlu diantisipasi jika terjadi erupsi. Jadi, status Gunung Slamet dinaikkan, dari Aktif Normal menjadi Waspada," ujar Kasbani di kantor PVMBG, Bandung, Jawa Barat, Jumat (9/8/2019).
Secara visual, teramati asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal. Ketinggian asap maksimum mencapai 300 meter dari atas puncak. Potensi ancaman bahaya Gunung Slamet saat ini berupa erupsi magmatik yang menghasilkan lontaran material pijar. Letusan freatik dan hujan abu juga berpotetensi terjadi di sekitar kawah meskipun tanpa gejala vulkanik yang jelas.
Masyarakat dan pengunjung direkomendasikan tidak mendekati puncak dalam radius 2 kilometer. Di luar radius itu, dapat beraktivitas seperti biasa
"Masyarakat dan pengunjung direkomendasikan tidak mendekati puncak dalam radius 2 kilometer. Di luar radius itu, dapat beraktivitas seperti biasa," ujarnya.
Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Hendra Gunawan mengatakan, dari citra satelit teramati warna merah di sekitar kawah. Oleh karena itu perlu diwaspadai terjadi erupsi magmatik.
"Erupsi magmatik berpotensi melontarkan material pijar yang membahayakan. Jadi, rekomendasi untuk tidak masuk dalam radius 2 km harus ditaati," ucapnya.
Hingga Jumat (9/8), terdapat gunung api di Indonesia yang berstatus di atas normal. Sejumlah 18 gunung berstatus Waspada, sementara empat lainnya berstatus Siaga.
Menjelang 17 Agustus, kegiatan masyarakat di gunung relatif meningkat. Salah satunya mengadakan upacara Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. PVMBG mengingatkan masyarakat untuk mematuhi rekomendasi jarak aman yang telah ditetapkan.