Status Gunung Slamet naik menjadi Waspada. Warga dan pendaki dianjurkan tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah. Ada potensi letusan freatik dan hujan abu tanpa gejala vulkanik yang jelas.
PEMALANG, KOMPAS Petugas mengimbau masyarakat di lereng Gunung Slamet tetap tenang, tetapi waspada. Direkomendasikan warga tidak beraktivitas pada radius 2 kilometer dari kawah. Penyebabnya, ada potensi Gunung Slamet erupsi.
Pada Jumat (9/8/2019), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status Gunung Slamet dari Normal menjadi Waspada. Peningkatan status tersebut dilakukan lantaran ada kenaikan aktivitas vulkanik.
Petugas di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Sukedi, saat ditemui, Jumat, di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, mengatakan, kenaikan aktivitas gempa tremor terpantau sejak Juli 2019. Pada Juni, terjadi sekitar 200 gempa tremor per hari. Saat bulan Juli, gempa tremor meningkat menjadi 900 gempa per hari. Pada Kamis lalu, terpantau lebih dari 1.000 gempa tremor.
Di Bandung, Kepala PVMBG Badan Geologi Kasbani menyatakan, ada peningkatan signifikan pada aktivitas Gunung Slamet. Secara visual, teramati asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal. Ketinggian asap maksimum 300 meter dari puncak. Perlu diantisipasi jika terjadi erupsi.
Potensi ancaman bahaya Gunung Slamet saat ini berupa erupsi magmatik yang menghasilkan lontaran material pijar. Letusan freatik dan hujan abu juga berpotensi terjadi di sekitar kawah meskipun tanpa gejala vulkanik yang jelas.
Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Hendra Gunawan mengatakan, dari citra satelit teramati warna merah di sekitar kawah. Perlu diwaspadai terjadi erupsi magmatik pada gunung setinggi 3.432 meter dari permukaan laut tersebut.
Pendaki dilarang naik
”Kami menginformasikan kepada para petugas untuk menutup jalur pendakian di Gunung Slamet. Hal itu untuk menghindari bahaya letusan abu dan dampak lain dari aktivitas vulkanik Gunung Slamet,” ujar Sukedi.
Setidaknya tujuh jalur pendakian sudah ditutup, yaitu jalur Bambangan, Kabupaten Purbalingga; jalur Dipojoyo dan jalur Jurangmangu, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang; jalur Dukuh Luwung, Kecamatan Bojong, jalur Guci dan jalur Kaliwadas, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal; serta jalur Baturaden, Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas.
Tomi, salah satu petugas di jalur pendakian Guci, mengatakan, masih ada lima orang yang hingga Jumat sore berada di Gunung Slamet. Petugas dari jalur pendakian mengirimkan beberapa petugas untuk menjemput mereka.
Tomi mengatakan, beberapa hari lalu ada pendaki yang melaporkan ada peningkatan suhu di puncak Gunung Slamet serta bau belerang yang menyengat.
Koordinator Relawan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal, Kartono, mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan langkah- langkah evakuasi warga apabila ada kenaikan status lagi. BPBD masih menunggu laporan dari petugas di pos pengamatan untuk melakukan langkah selanjutnya. (XTI/DKA/TAM)