Status Waspada Gunung Slamet Tak Berdampak pada Kunjungan Wisatawan
Peningkatan status Gunung Slamet belum berdampak pada penurunan jumlah pengunjung di Obyek Wisata Guci. Obyek wisata yang terletak di lereng Gunung Slamet, di Desa Guci, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, itu masih buka seperti biasanya.
Oleh
KRISTI UTAMI
·2 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Peningkatan status Gunung Slamet belum berdampak pada penurunan jumlah pengunjung di Obyek Wisata Guci. Obyek wisata yang terletak di lereng Gunung Slamet, tepatnya di Desa Guci, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, tersebut masih buka seperti biasanya.
Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Obyek Wisata Guci Abdul Haris, Obyek Wisata Guci masih aman untuk dikunjungi wisatawan. Sebab, jarak Obyek Wisata Guci ke puncak Gunung Slamet cukup jauh.
”Jarak antara Obyek Wisata Guci ke Gunung Slamet sekitar 12 kilometer, jadi masih aman. Sementara ini larangan aktivitas berada di radius 2 kilometer dari puncak,” kata Haris saat dihubungi, Sabtu (10/8/2019) siang.
Jumlah pengunjung di Obyek Wisata Guci pada akhir pekan (Sabtu dan Minggu) ini diperkirakan berkisar 5.000-7.000 orang. Sementara jumlah pengunjung pada hari kerja 2.000-3.000 orang.
Fluktuatif
Berdasarkan hasil pengamatan pada Sabtu siang, aktivitas vulkanik Gunung Slamet terpantau fluktuatif. Status gunung juga belum berubah, tetap Waspada.
Berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, ada penurunan gempa embusan gunung. Pada hasil pengamatan pukul 00.00-06.00, gempa embusan terekam 301 kali. Namun, pada hasil pengamatan pukul 06.00-12.00, jumlah gempa embusan turun menjadi 48 kali.
Berdasarkan hasil pengamatan pada Sabtu siang, aktivitas vulkanik Gunung Slamet terpantau fluktuatif. Status gunung juga belum berubah, tetap Waspada.
Akan tetapi, gempa tremor gunung terpantau meningkat. Hasil pengamatan pukul 00.00-06.00, gempa tremor menerus terjadi dengan amplitudo 0,5 milimeter-2 milimeter (dominan 0,5 milimeter). Sementara gempa tremor menerus berdasarkan pengamatan pukul 06.00-12.00 menunjukkan 0,5 milimeter-3 milimeter (dominan 1 milimeter).
”Aktivitas gunung masih fluktuatif. Tadi terpantau ada satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 31 milimeter,” ujar petugas Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Sukedi, di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang.
Ia menambahkan, peningkatan aktivitas Gunung Slamet juga dapat terlihat dari adanya deformasi (kembang-kempis) gunung. Menurut Sukedi, deformasi merupakan gejala umum yang menunjukkan sedang ada aktivitas di kawah gunung api.
Terkait potensi ancaman bahaya dari aktivitas Gunung Slamet masih sama dengan kondisi hari Jumat, yakni letusan freatik dan letusan abu vulkanik. Masyarakat tetap diimbau untuk menghindari aktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncak kawah gunung.