SPIELBERG, JUMAT - Sirkuit Red Bull Ring menimbulkan masalah besar bagi tim-tim MotoGP. Bahkan, penyedia ban Michelin perlu menyediakan ban khusus, dengan desain dan kombinasi kompon asimetris yang berbeda dengan sirkuit lainnya. Karakter sirkuit seri Austria ini unik, dengan empat trek panjang, tujuh tikungan ke kanan, dan aspal yang sangat abrasif untuk karet ban.
Tim paling sengsara di Austria adalah Yamaha, yang kalah dalam kecepatan puncak, dan akselerasi di tikungan-tikungan lambat, dibandingkan tim pabrikan lain. Valentino Rossi pun mengakui itu. Honda juga dipaksa melakukan inovasi pada setelan elektronik dan pengereman keras untuk mengimbangi performa motor Desmosedici milik tim Ducati.
Tim pabrikan Italia itu mendominasi sejak Red Bull Ring kembali masuk kalender balapan MotoGP pada 2016. Ducati tiga kali beruntun menempatkan pebalapnya di podium tertinggi yaitu, Andrea Iannone (2016), Andrea Dovizioso (2017), dan Jorge Lorenzo (2018).
Dari ketiga balapan itu, Ducati terus dikejar oleh Repsol Honda melalui pebalapnya, Marc Marquez. Pebalap asal Spanyol yang merajai MotoGP dengan lima gelar juara sejak 2013 itu, bisa memacu motor RC213v semakin rapat dengan para pebalap Ducati.
Tiga tahun lalu, RC213v yang dipacu Marquez kurang kompetitif di Austria. Marquez pun hanya finis kelima, karena tak kuasa mengusik dua pebalap Ducati, Iannone dan Dovizioso, yang finis pertama dan kedua.
Namun, pada 2017 dan 2018, Marquez mendapatkan setelan motor yang membuatnya kompetitif. Dua tahun lalu, Marquez terus menekan Dovizioso hingga lap terakhir. Demikian juga pada 2018, dia meneror rekan senegaranya, Lorenzo, dengan manuver agresif di setiap tikungan, dan berulang kali memaksa Lorenzo turun ke posisi dua. Bahkan, hingga dua lap menjelang finis, Marquez masih bisa memimpin. Namun, karakter Desmosedici yang sesuai dengan sirkuit, kondisi ban aus, dan pengalaman Lorenzo, memaksa Marquez finis kedua. Tetapi Marquez mampu mengalahkan Dovizioso—pebalap utama Ducati musim ini— yang finis ketiga musim lalu.
Progres yang dicapai Repsol Honda itulah yang membuat Ducati tidak nyaman musim ini. Mereka pun tiba di Red Bull Ring hanya selang tiga hari setelah seri Ceko. Ducati ingin memastikan, mendapat setelah motor yang tepat untuk mencegah Marquez mengakhiri dominasi mereka.
”Tahun lalu Marquez finis di depan saya, jadi saya yakjin tahun ini dia akan kembali kompetitif. Hal terpenting adalah fokus pada diri kami sendiri. Kami akan melakukan semua usaha yang bisa kami lakukan, dan yang pasti kami tidak akan menyerah,” tegas Dovizioso di lama Ducati, Rabu (7/8/2019).
Dovizioso SEMPAT memberingan angin segar dengan menjadi pebalap tercepat pada sesi latihan pertama, Jumat (9/8/2019). Dengan ban kompon lunak, dia unggul 0,185 detik dari Marquez yang mendominasi mayoritas sesi latihan itu dengan ban medium. Namun, pada latihan kedua, Marquez yang menggunakan ban berkompon lunak, bisa mencetak waktu tercepat. Sedangkan Dovizioso yang berusaha melakukan time attack justru terjatuh di akhir sesi latihan itu.
Kondisi ini memberi gambaran yang lebih jelas, balapan pada Minggu (11/8), akan sangat ketat. Dengan kondisi aspal yang abrasif, kemungkinan besar tim-tim akan menggunakan ban medium asimetris—kompon sisi kanan lebih keras—supaya bisa menjaga kecepatan tidak anjlok hingga finis.
”Spielberg sungguh trek yang unik. Ini satu dari dua trek (selain Buriram, Thailand) yang membuat kami perlu menyediakan ban belakang yang dibuat khusus karena lintasan-lintasan lurus membuat ban belakang menjadi ekstrem panas, jadi konstruksinya dirancang untuk mengendalikan panas,” ujar Piero Taramasso Manajer Motorsport Roda Dua Michelin di laman MotoGP.