Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku bangga terhadap kesadaran warga Kota Bogor dalam menyambut Idul Adha, yang antara lain karena tidak lagi menggunakan kantong plastik sekali pakai untuk wadah daging kurban.
Oleh
Ratih P Sudarsono
·2 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku bangga terhadap kesadaran warga Kota Bogor dalam menyambut Idul Adha, yang antara lain karena tidak lagi menggunakan kantong plastik sekali pakai untuk wadah daging kurban. Sejumlah panitia pendistribusian daging kurban menggunakan bongsang atau besek sebagai pengganti kantong plastik.
”Memang belum semua karena kita baru mulai tahun ini. Tapi, sudah banyak yang menggunakan bongsang, besek, daun, dan lainnya untuk wadah atau pembungkus daging kurban,” kata Bima, sebagaimana dalam siaran pers yang dikeluarkan Humas Pemerintah Kota Bogor, Minggu (11/8).
Menurut Bima, ia tahu sudah mulai terjadi peralihan tersebut, setelah mengunjungi beberapa titik tempat pemotongan hewan kurban dan pendistribusian dagingnya. Selain itu, informasi perubahan perilaku baik warganya itu, diketahui karena banyak warga yang melapor atau memberi tahunya via Whatsapp atau sosial media.
”Berarti kesadaran warga sudah bagus,” katanya.
Memang belum semua karena kita baru mulai tahun ini. Tapi, sudah banyak yang menggunakan bongsang, besek, daun, dan lainnya untuk wadah atau pembungkus daging kurban.
Beberapa hari sebelum perayaan Idul Adha, Pemerintah Kota Bogor mengeluarkan surat imbauan bernomor 658.1/1866-DLH perihal Himbauan Kurban tanpa Kantung Plastik.
Dalam surat imbauan itu Wali Kota Bogor meminta panitia pelaksana pemotongan hewan kurban menjaga dan mengendalikan kebersihan lingkungan di tempat penampungan, penjualan, dan pemotongan hewan kurban.
Selain itu, meminta dalam pelaksanaan pendistribusian daging kurban tidak menggunakan kantong kresek warna hitam atau kantong plastik sekali pakai sebagai wadah atau pembungkus daging kurban.
Disarankan panitia menggunakan pembungkus yang ramah lingkungan atau meminta penerima daging kurban untuk membawa wadah sendiri untuk daging kurban haknya. Diingatkan juga, dilarang membuang limbah sisa pemotongan ke sungai.
Bima Arya mengatakan, surat imbauan diterbitkan tidak lain agar lingkungan tetap aman, kesehatan hewan dan daging kurban terjaga, serta pro-ekonomi kecil. Plastik tidak mudah terurai di alam terbuka, selain itu plastik kresek hitam berbahaya bagi kesehatan karena mengandung logam berat, seperti timbal.
”Dengan menggunakan bongsang (terbuat dari bambu), bisa meningkatkan pendapatan perajin bongsang, yang kebanyakan pelaku usaha ekonomi kecil. Bongsang hari ini lari manis. Pedagang senang, lingkungan aman,” kata Bima.